West Bank, Palestina, 15 Dzulhijjah 1436/29 September (MINA) – Golongan Kristen Arab di Palestina telah mengancam akan menutup sekolah-sekolah mereka, sebagai pernyataan tidak senang terhadap Israel yang telah memotong anggaran yang dialokasikan untuk sekolah-sekolah agama yang bukan Yahudi.
Pemotongan anggaran tersebut juga memaksa sekolah-sekolah untuk menutup kegiatannya akibat tidak mampu lagi memberikan pelayanan pendidikan. Demikian diberitakan MEMO dan dikutip Miraj Islamaic News Agency (MINA), Selasa.
Penasehat untuk Uskup Katolik di Tanah Suci, Wadie Abu Nassar, mengatakan otoritas pendudukan Israel terus menunda menyelesaikan masalah sekolah Kristen.
“Mereka hanya memberi janji untuk memberi bantuan buat memecahkan masalah krisis keuangan. “Krisis telah berlangsung selama satu bulan, telah terjadi penutupan 47 sekolah yang melayani sekitar 33.000 siswa Palestina dari berbagai kota dan desa-desa di seluruh wilayah yang diduduki,” katanya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Abu Nassar mengatakan janji Israel sebagai “samar-samar”. Dia mencatat, krisis dimulai tahun yang lalu dan baru-baru ini meningkat menyusul keputusan Pemerintah Israel ‘untuk memotong anggaran yang dialokasikan oleh Departemen Pendidikan Israel untuk sekolah, dari 57 persen menjadi 27 persen.
Dia menekankan bahwa sekolah-sekolah ini diakui oleh Departemen Pendidikan Israel tetapi pelayanan berkaitan dengan status mereka yang dianggap tidak resmi di mana mereka tidak memperoleh pendanaan negara penuh.
“Manajemen sekolah masyarakat menolak untuk menebus kekurangan [dana] dari orang tua dan sekolah tidak dapat menutupi kekurangan ini sendiri,” tambahnya.
Dia mencatat masyarakat dan sekolah-sekolah agama Yahudi memiliki status yang sama kepada sekolah di wilayah Palestina. Mereka diakui tetapi tidak resmi dan tetap mereka menerima 100 persen penuh dana dari negara, “kata Abu Nassar.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
“Mengapa siswa Yahudi yang belajar di sekolah ini menerima dana penuh sementara siswa Arab di sekolah-sekolah masyarakat tidak menerima dana yang sama?,” katanya mempertanyakan. (T/P004/P2)
Miraj Islamaic News Agency (MINA)