Beirut, MINA – Tentara Israel mengklaim berhasil meretas menara kontrol Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut, dan mengancam pesawat sipil Iran yang berusaha mendarat, pada Sabtu (28/9).
Kementerian Transportasi Lebanon menginstruksikan otoritas bandara untuk mencegah pesawat Iran memasuki wilayah udara Lebanon menyusul ancaman Israel akan menargetkan pesawat itu jika mendarat di bandara.
Informasi yang dikutip dari Anadolu bahwa arahan tersebut dikeluarkan setelah penyerangan terhadap sejumlah tempat di Ibukota Beirut.
Namun, beberapa jam sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari memperingatkan bahwa militer “tidak akan mengizinkan senjata apa pun dikirim ke Hezbollah,” termasuk “melalui Bandara Internasional Beirut.”
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
“Kami tidak mengizinkan pengiriman senjata ke Hezbollah dalam bentuk apa pun. Kami mengetahui adanya pengiriman senjata Iran ke Hezbollah, dan kami akan berupaya menggagalkannya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh membantah klaim Israel bahwa Bandara Internasional Beirut digunakan untuk mengirimkan senjata ke Hezbollah.
Ia menyatakan bahwa bandara tersebut “khusus untuk warga sipil,” dan menambahkan bahwa lalu lintas udara militer di Bandara Beirut hanya tunduk pada persetujuan tentara Lebanon.
Sebelumnya, tentara Israel mengklaim membunuh pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah dalam serangan udara baru- baru ini di pinggiran selatan Beirut.
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini
Dalam sebuah pernyataan di X, juru bicara tentara Israel Avichay Adraee mengatakan Nasrallah ‘dieksekusii’ selama operasi yang menargetkan komando pusat Hezbollah yang terletak di bawah bangunan perumahan di pinggiran selatan Beirut. [Ft]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan