ISRAEL RUSUH, 46 ORANG TERLUKA DALAM BENTROKAN DI TEL AVIV

Bentrokan antara warga Yahudi Ethiopia dan Polisi Israel di Tel Aviv. foto : Shehab.
Bentrokan antara warga Yahudi Ethiopia dan Polisi Israel di . foto : Shehab.

Gaza, 14 Rajab 1436/4 Mei, 2015 (MINA) – Setidaknya 46 orang terluka, termasuk 23 aparat kepolisian penjajah Israel dalam bentrokan di Tel Aviv ahad 3/5 malam dalam demonstrasi warga Yahudi Ethiopia setelah demonstrasi yang sama di Al Quds.

Media Israel Yediot Ahronot menyatakan setidaknya ratusan demonstran dari komunitas Yahudi Ethiopia memprotes diskriminasi dan kebrutalan polisi Israel di Tel Aviv, mereka meneriakkan kata-kata “Tidak hitam, tidak putih, kita semua manusia” teriak para demonstran.

Para demonstran dengan menggunakan penutup wajah, melemparkan batu dan botol ke arah polisi, sementara pihak kepolisian menggunakan granat setrum dan semprotan merica untuk membubarkan para demonstran tersebut.

Sementara itu Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, Ahad malam melakukan pertemuan dengan Menteri Keamanan Umum Yitzhak Aharonovic dan mendesak untuk menenangkan situasi. “Ada ruang untuk melakukan protes, namun tidak ada ruang untuk kekerasan dan pelanggaran hukum” ujar perdana menteri Israel.

Para pengunjuk rasa yang bergabung dengan para aktivis sosial, menyilangkan tangan mereka yang sedang diborgol diatas kepala sebagai bentuk protes terhadap pihak kepolisian yang melakukan kekerasan terhadap warga Yahudi Ethiopia.

Brigadil jenderal Yoram Ohayon, wakil komandan kepolisian Tel Aviv, menuduh aktivis sosial dari berbagai organisasi menghasut masyarakat untuk terus melakukan aksi demonstrasi setalah sebelumnya tercapai kesepakatan antara polisi dan demonstran untuk menghentikan demonstrasi.

Bentrokan antara Yahudi Ethiopia ini terjadi akibat terjadi ketidakadilan terhadap yahudi kulit hitam ini, seorang Yahudi Ethiopia bernama Adis Sahlo (29) secara brutal di serang oleh polisi Israel di sebuah klub malam.

Sementara itu Esti Zerviv, seorang guru dan pembimbing pendidikan mengatakan ketidakadilan telah dilakukan oleh kementrian pendidikan, karena hanya boleh mengajar di komunitas Ethiopia Yahudi saja.

“Saya menjadi seorang guru dan pembimbing hanya untuk mengajar di kelompok tertentu, saya ingin menjadi pembimbing untuk semua orang” ujarnya. (K01/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Abu Al Ghazi

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0