Addis Ababa, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada mitranya dari Etiopia bahwa negaranya memiliki niat untuk segera membawa lebih dari 2.000 orang Yahudi Ethiopia.
Pengumuman itu muncul setelah panggilan telepon dengan Perdana Menteri Abiy Ahmed. Pakistan Today melaporkan, Ahad (11/10).
Sekitar 13.000 orang Yahudi Ethiopia berada di ibu kota, Addis Ababa, dan di Gondar, kebanyakan dari mereka menunggu untuk dibawa ke Israel, yang mereka sebut rumah mereka.
Sebagian besar hidup mereka dalam kondisi yang mengerikan dan mengancam akan melakukan mogok makan jika mereka tidak diizinkan melakukan perjalanan ke “tanah air” mereka.
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel
Banyak yang mengatakan mereka memiliki anggota keluarga yang telah menetap di Israel.
“Sekitar 250 orang telah pergi ke Israel dalam setahun terakhir sampai COVID-19 datang. Sekarang perjalanan telah berhenti, tetapi para pejabat Israel melakukan wawancara online,” pernyataan Nigusie Alemu Eyasu, direktur program Komunitas Yahudi Ethiopia.
Aktivis mengatakan, pemerintah Israel pada 2015 berjanji untuk membawa sisa orang Yahudi Ethiopia ke Israel. Pada tahun 1991 ketika Ethiopia berada di tengah-tengah perang saudara, Israel melakukan Operasi Solomon yang dramatis, mengangkut sekitar 14.500 orang Yahudi Ethiopia dalam waktu kurang dari dua hari.
Orang Yahudi Ethiopia sering disebut di Ethiopia sebagai “Falashas”, kata merendahkan yang diterjemahkan menjadi “orang asing” atau “migran”. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)