Tepi Barat, MINA – Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) yang dipimpin Palestina mengatakan, Israel sengaja menargetkan seorang aktivis Turkiye-Amerika, menuntut pertanggungjawaban atas meningkatnya kekerasan pasukan Israel terhadap aktivis internasional dan warga sipil Palestina di Tepi Barat yang diduduki, Jumat (6/9).
Menurut pernyataan ISM, Aysenur Ezgi Eygi berpartisipasi dalam protes damai di Beita terhadap permukiman ilegal Israel ketika tentara Israel melepaskan tembakan. Anadolu Agency melaporkan.
Gerakan tersebut mengatakan Eygi sedang berdiri bersama pengamat hak asasi manusia lainnya ketika dia ditembak mati di kepala oleh seorang penembak jitu, menjadikannya pengunjuk rasa ke-18 yang tewas di Beita sejak 2020.
Penduduk Beita mengadakan protes setelah shalat Jumat berjamaah untuk menentang permukiman ilegal Israel di Avitar, yang berada di puncak Gunung Sbeih. Masyarakat menuntut agar permukiman tersebut dihapus karena melanggar hak atas tanah mereka.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Eygi “sengaja menjadi sasaran” penembak jitu Israel, kata Gerakan tersebut, mengutip kesaksian dari saksi mata, Mariam Dag (nama samaran), yang juga seorang relawan ISM.
Ia mengutuk pembunuhan tersebut sebagai kelanjutan dari impunitas Israel selama puluhan tahun, seraya menambahkan bahwa ISM akan “terus berdiri dalam solidaritas dan menghormati para martir hingga Palestina merdeka.”
Pernyataan tersebut juga mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, aktivis internasional telah mengalami peningkatan tajam dalam kekerasan dari pasukan Israel dan Pendudukan harus bertanggung jawab atas hal ini.
ISM menyebut, selain Eygi 17 aktivis lainnya juga telah dibunuh oleh pasukan Israel.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Eygi yang berusia 26 tahun, warga negara ganda Turki-Amerika, ditembak mati oleh pasukan Israel pada hari Jumat saat melakukan protes terhadap permukiman ilegal Israel di kota Beita di distrik Nablus di Tepi Barat yang diduduki, menurut para saksi mata. Eygi lahir di kota Antalya, Turki, pada tahun 1998. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza