Tel Aviv, 9 Syawwal 1438/3 Juli 2017 (MINA) – Tentara Israel melaporkan pada Sabtu malam (1/7/2017) bahwa sebuah proyektil yang diduga datang dari daratan Suriah mendarat di daerah terbuka di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, tapi tidak menimbulkan korban luka. Sebagai tanggapan, tentara Israel menargetkan posisi artileri militer Suriah yang menjadi sumber api tersebut.
“Israel menganggap rezim Suriah bertanggung jawab atas pelanggaran perbatasannya dan akan bertindak,” kata juru bicara militer Israel dalam sebuah pernyataan, Ma’an News yang dikutip MINA.
Tentara Israel kemudian menyerang posisi di Dataran Tinggi Golan Suriah selama dua hari berturut-turut akhir pekan lalu, membuat dua tentara Suriah tewas di kota Quneitra.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “Kebijakan kami jelas, kami tidak akan menoleransi aksi mortir atau roket, dari manapun. Kami akan menanggapi dengan kuat serangan apapun terhadap wilayah kami atau warga negara kami.”
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Israel merebut 1.200 kilometer persegi Dataran Tinggi Golan dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pusat Hak Asasi Manusia Arab Al-Marsad, mengatakan, diperkirakan sekitar 130.000 orang Syria diusir oleh Israel dari Golan selama pengambilalihan 1967. Populasinya kini telah berkembang menjadi sekitar 430.000 orang. Banyak di antaranya kini tinggal di daerah konflik yang terus berlanjut di Suriah. (T/RS2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA