Ramallah, MINA – Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan mengadakan serangkaian kontak mendesak dengan pihak Arab dan internasional untuk meminta mereka memikul tanggungjawab terhadap eskalasi serius Israel dalam bentuk serbuan ke kota-kota Palestina dan kelanjutan kejahatan pemukim serta penodaan tempat-tempat suci.
Kepresidenan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (10/12), bahwa keputusan penting akan diambil dalam hal menghadapi kelanjutan serangan Israel terhadap orang-orang Palestina yang baru terjadi hari ini di kota Ramallah, terutama penyerbuan markas resmi, demikian Wafa melaporkan.
Puluhan tentara Israel bersenjata menggerebek kantor berita Wafa di Ramallah dan menembakkan gas air mata di dalam gedung yang menyebabkan sesak napas para wartawan yang ada di dalamnya. Tentara Israel juga melecehkan para wartawan dan memaksa mereka bertumpuk di satu ruangan.
Kepresidenan menyatakan penolakan yang kuat dan kecaman atas serangan yang sedang berlangsung ke wilayah Palestina, yang melampaui semua batas dengan cara yang tidak lagi dapat ditoleransi.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Serangan ini adalah pelanggaran mencolok dari semua perjanjian yang ditandatangani,” katanya.
Menurutnya, ia akan membuat penilaian akhir dari situasi untuk mengambil tindakan dan keputusan yang diperlukan yang akan melindungi dan melayani kepentingan rakyat Palestina.
Sementara itu, Saeb Erekat, SekJen Organisasi Pembebasan Palestina, mengutuk serangan tentara Israel ke kantor Wafa.
Dia mengatakan, agresi Israel terhadap media dan institusi resmi Palestina adalah kampanye yang disengaja dan sembrono yang dipimpin oleh pemerintah Israel dan pasukannya terhadap rakyat Palestina dengan dukungan mutlak dari Administrasi Trump. (T/SR/P1)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)