Al-Quds, MINA – Aktivis sipil Palestina Mohammad Jadallah harus jadi tahanan rumah di rumahnya di Al-Quds Timur setelah ia ditangkap usai wawancara dengan sebuah tv lokal.
Polisi Israel menangkap dan menahan Jadallah pada Jumat siang (14/7) usai menjadi narasumber wawancara TV mengenai kejadian di Kota Al-Quds sehubungan dengan tindakan polisi Israel terhadap Masjid Al-Aqsha dan Kota Tua itu, demikian Kantor Berita Palestina WAFA melaporkannya yang dikutip MINA, Sabtu (15/7/2017).
Dia ditangkap di rumahnya di lingkungan Beit Safafa dan ditahan selama beberapa jam sebelum dibebaskan dengan uang jaminan sebesar $2.800 atau sekitar 37,37 juta rupiah dan ditempatkan di bawah tahanan rumah selama lima hari.
Ia juga dilarang memberikan wawancara pers selama 30 hari.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Israel menutup Masjid Al-Aqsha dan melarang shalat Jumat menyusul serangan di dekatnya yang menyebabkan tiga warga Palestina dan dua polisi Israel tewas Jumat pagi (14/7/2017), sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1960 lalu.
Tiga warga Palestina dari Umm al-Fahm, sebuah kota di Israel, menyerang polisi di luar gerbang masjid yang menewaskan dua petugas. Polisi mengejar ketiganya di dalam kompleks tersebut dan menembak mereka sampai mati. Masjid Al-Aqsha kemudian ditutup dan ibadah dilarang hingga berita ini diturunkan. (T/R01/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya