Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISRAEL TIDAK BERI TEMPAT AMAN BAGI PENGUNGSI

kurnia - Selasa, 8 September 2015 - 12:45 WIB

Selasa, 8 September 2015 - 12:45 WIB

474 Views ㅤ

Pengungsi Palestina (Foto: Maan News Agency)

Palestina-300x199.jpg" alt="Pengungsi Palestina (Foto: Maan News Agency)" width="300" height="199" /> Pengungsi Palestina (Foto: Maan News Agency)

Bethlehem, 24 Dzulqa’dah 1436/8 September 2015 (MINA) – Hanan Ashrawi, pejabat Organisasi Pembebasan Palestina PLO, Senin (7/9) menuduh Israel sengaja tidak memberi tempat aman bagi pengungsi Palestina yang hendak kembali ke daerah yang dijajahnya.

Ia mengatakan hal itu kepada para pejabat PBB yang sedang berkunjung ke Ramallah, sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel terlalu kecil untuk menyerap pengungsi.

Maan News Agency melaporkan, Israel bertanggung jawab secara moral untuk nasib pengungsi Palestina, namun justru menciptakan para pengungsi tidak aman dan melakukan pembersihan etnis, ujarnya.

“Kami minta kepada semua anggota masyarakat internasional, khususnya PBB, guna mendukung upaya kami membawa para pengungsi Palestina kembali ke tanah airnya sendiri,” desak Ashrawi.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Ia menambahkan, Israel seharusnya tidak memeiliki hak untuk mencegah warga Palestina dari pengungsian kembali ke tanah airnya sendiri yang sah.

Kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa Presiden Abbas sudah menyampaikan kepada PBB, Uni Eropa dan lembaga terkait lainnya, terkait dalam upaya menekan Israel untuk mengizinkan para pengungsi Palestina yang melarikan diri konflik untuk kembali ke wilayah Palestina.

Abbas mengatakan bahwa mengizinkan para pengungsi untuk kembali ke tanah airnya sendiri, bukan hanya merupakan misi kemanusiaan, tetapi juga hak setiap pengungsi Palestina.

Ia mengatakan karena krisis pengungsi Timur Tengah kini dalam sorotan internasional, serta kesediaan Jerman dan Austria membuka perbatasan mereka untuk ribuan pengungsi selama akhir pekan.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Ashrawi juga mengucapkan terima kasihnya kepada pemerintah Jerman dan Austria untuk usaha tanpa pamrih mereka dalam ikut serta dalam menangani krisis kemanusiaan dan menyediakan tempat yang aman bagi para pengungsi dari Suriah.

“Ini merupakan harapan kami bahwa negara-negara lain akan mengikutinya mengingat situasi ini sudah sangat mengkhawatirkan,” katanya.

Pemimpin oposisi Israel Isaac Herzog, Sabtu mengatakan Israel harus mengambil pengungsi Suriah, mengingat nasib orang-orang Yahudi yang mengungsi dari konflik masa lalu.

Namun, Netanyahu tetap tegas menolak dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan gelombang pengungsi ilegal dan aktivis teroris ke wilayah jajahannya.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Catatan menyebutkan, para pengungsi Palestina berjumlah tidak kurang dari 4,8 juta orang yang tersebar di berbagai belahan dunia. Sebagiannya kini juga kembali mengungsi akibat konflik di negara yang ditempati, seperti pengungsi Palestina di Suriah, Irak, Lebanon dan Yaman.

Hak untuk kembali bagi para pengungsi ke tanah airnya dijamin oleh hukum internasional menurut Konvensi Jenewa. Namun Israel menolak hal itu, dan melakukan pengawasan ketat di perbatasan sejak menjajah wilayah itu tahun 1967. (T/P002/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

Rekomendasi untuk Anda