Tel Aviv, MINA – Otoritas Israel mengumumkan keadaan darurat di Lod dan memerintahkan pengiriman batalyon polisi perbatasan dari Tepi Barat ke wilayah yang didudukinya sejak 1948 itu, Selasa (11/5) malam, karena maraknya bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Yahudi.
Dilansir dari akun resmi tweeter Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ia menyatakan setuju dengan keputusan mengirim batalyon polisi perbatasan dari Tepi Barat karena adanya demonstrasi besar-besaran menyusul serangan pemukim terhadap penduduk Palestina, pemilik syah kawasan itu.
“Kami segera mengumumkan keadaan darurat khusus di Lod. Satuan penjaga perbatasan dari Tepi Barat akan tiba di kota masing-masing malam ini. Saya menginstruksikan untuk bertindak tegas pada para pelanggar hukum dan ketertiban untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di Lod dan seluruh entitas secepat mungkin,” tulis Netanyahu di Akun Tweeternya.
Di Lod yang diduduki, konfrontasi kekerasan meletus antara warga Palestina dan polisi Israel saat pemakaman Musa Hassouneh, yang dibunuh oleh seorang pemukim Ilegal Israel kemarin. Pengunjuk rasa membakar kendaraan polisi.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Di Bir Assabe’, seorang pemukim Israel menikam seorang mahasiswa Palestina di Universitas Bir Assabe, yang menyebabkan demonstrasi dan konfrontasi.
Para pengunjuk rasa meneriakkan solidaritas setia bersama Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Polisi Israel menyerang para pengunjuk rasa, menyebabkan penangkapan dan cedera.
Protes pecah di Universitas Ben Gurion setelah seorang pemukim menyerang seorang mahasiswa Palestina.
Di Haifa yang diduduki, penduduk asli Palestina turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas. Konfrontasi meletus antara pengunjuk rasa dan polisi yang menggunakan water canon untuk melawan para pengunjuk rasa.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Sementara, warga asli Palestina berhasil mengibarkan bendera Palestina di Rahat dan Um Al Fahem. Sementara itu, konfrontasi meletus di Nazareth dan Haifa. Demonstrasi juga meletus di Acre, Tamra, Sikhnin, Tar’an, Tershiha, Al Reineh, dan Al Botouf.
Penduduk asli Palestina di wilayah pendudukan 1948 juga menderita akibat tindakan pembongkaran dan apartheid Israel yang mendukung pemukim Israel. (T/R12/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat