Cahaya Islam telah menyelamatkan kaum wanita dari suatu masa dimana mereka ditempatkan pada posisi yang tidak layak, tidak proporsional dan sangat memilukan, tidak ada perlindungan bagi mereka, hak-hak mereka dihancurkan, kemauan mereka dirampas, jiwa mereka dibelenggu, bahkan saat itu mereka berada pada posisi yang amat rendah dan hina.
Pada zaman Romawi seorang suami bisa menetapkan hukuman mati kepada istrinya jika suaminya menghendaki. Bangsa Romawi menganggap bahwa wanita adalah sama dengan harta dan perabot rumah tangga, sementara bangsa Yahudi menganggap wanita adalah najis atau kotor, dan yang lebih buruk lagi adalah sikap orang Nashrani yang mempertanyakan keberadaan wanita, apakah wanita itu manusia yang memiliki jiwa atau tidak?!
Perlakuan buruk ini mencapai puncaknya dengan menganggap wanita sebagai sumber keburukan, di mana wanita dikubur hidup-hidup, sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa Arab Jahiliah.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Setelah melalui berbagai macam kebiadaban dan perlakuan pahit sepanjang masa, muncullah cahaya Islam yang menempatkan wanita pada posisi yang adil untuk melindungi kehormatan mereka. Islam memberikan hak-hak wanita secara sempurna tanpa dikurangi, juga meninggikan derajat wanita yang masa sebelumnya mereka dihinakan dan direndahkan sepanjang sejarah.
Islam memproklamirkan bahwa wanita adalah manusia sempurna, memberikan hak-haknya secara wajar dan manusiawi serta menjaga mereka agar tidak dijadikan pelampiasan syahwat belaka yang diperlakukan seperti binatang. Islam menjadikan wanita sebagai unsur yang memegang peranan penting dalam membangun masyarakat yang beradab.
Untuk mencapai tujuan itu, Islam menjadikan kasih sayang antara suami dan isteri sebagai penjaga kelangsungan hidup berumah tangga. Kecintaan dan kasih sayang seorang wanita kepada suaminya merupakan bukti adanya karakter yang kuat dari sifat alamiah yang ada pada dirinya, sehingga hal itu akan menghindarkan dirinya dari berselingkuh atau mencari perhatian laki-laki lain.
Di antara kebahagian seorang suami adalah dikaruniainya isteri yang shalehah sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Dan di antara kebahagiaan adalah wanita shalehah, jika engkau memandangnya maka engkau kagum kepadanya, dan jika engkau pergi darinya (tidak berada di sisinya) engkau akan merasa aman atas dirinya dan hartamu. Dan di antara kesengsaraan adalah wanita yang apabila engkau memandangnya engkau merasa enggan, lalu dia melontarkan kata-kata kotor kepadamu, dan jika engkau pergi darinya engkau tidak merasa aman atas dirinya dan hartamu.” (HR. Ibnu Hibban dan lainnya dalam As-Silsilah ash-Shahihah hadits 282).
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
Dalam sabdanya yang lain juga disebutkan, “Dan isteri shalehah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-sebaik (harta) yang disimpan manusia.” (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Shahihul jami’ 4285).
Oleh karena itu, seorang isteri yang shalehah adalah idaman bagi setiap suami shaleh di setiap waktu dan tempat. Isteri idaman dia adalah wanita mukminah, wanita shalehah yang jiwanya sebagai cerminan ilmu syar’i yang hanif, akidahnya murni, akhlaknya agung, dan perangainya yang baik. Untuk mendapatkan isteri yang shalehah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut.
Memilih Isteri Idaman
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Ada beberapa cara kita memilih wanita untuk dijadikan istri, antara lain sebagai berikut:
Pertama, Memilih wanita karena melihat agamanya. Memilih wanita karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Wanita itu dinikahi karena empat hal: Hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tangan-mu akan berdebu (miskin merana).” (HR.Al-Bukhari, Fathul Bari 9/132).
Dengan memilih wanita yang berasal dari lingkungan yang baik dan karakter yang benar-benar shalehah maka akan menghasilkan ketenangan dalam hidup berumah tangga. Karena adat kebiasaan dan gaya hidup suatu kaum sangat berpengaruh terhadap kepribadiannya.
Seorang istri shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.” (Al-Qur’an, Surah Ar Rum [30], ayat : 21).
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh
Kedua, Diutamakan memilih gadis. Diutamakan yang gadis sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “(Nikahilah) gadis-gadis sesungguhnya mereka lebih banyak keturunannya, lebih manis tutur katanya dan lebih menerima dengan yang sedikit (qanaah). Dan dalam riwayat lain disebutkan, “Lebih sedikit tipu dayanya.” (HR. Ibnu Majah No.1816 dan dalam As Silsilah ash Shahihah, hadits No.623).
Ketiga, Wanita yang subur. Diutamakan wanita yang subur atau tidak mandul, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Kawinilah wanita yang penuh cinta dan yang subur peranakannya. Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlah kalian di antara para nabi pada hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad 3/245 dari Anas, dikatakan dalam Irwaul Ghalil hadits ini shahih).
Keempat, Akidah Isteri Idaman. Seorang isteri idaman harus memahami arti pentingnya akidah Islamiyah yang shahihah, karena sah tidaknya suatu amal tergantung kepada benar dan tidaknya akidah seseorang. Isteri idaman adalah sosok yang selalu bersemangat dalam menuntut ilmu agama sehingga dia dapat mengetahui ilmu-ilmu syar’i baik yang berhubungan dengan akidah, akhlak maupun dalam hal muamalah sebagaimana semangatnya para shahabiyah dalam menuntut ilmu agama Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah SAW untuk menghilangkan kebodohan mereka dan beribadah kepada Allah di atas cahaya ilmu, sebagaimana riwayat dibawah ini.
Dari Abu Said Al Khudri dia berkata: Pernah suatu kali para wanita berkata kepada Rasulullah SAW, “Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari untuk kami, Nabi pun menjanjikan satu hari dapat bertemu dengan mereka, kemudian Nabi memberi nasehat dan perintah kepada mereka. Salah satu ucapan Nabi kepada mereka adalah, “Tidaklah seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga anaknya, kecuali mereka sebagai penghalang baginya dari api nereka. Seorang wanita bertanya, “Bagaimana kalau hanya dua?” Beliau menjawab: “Juga dua.” (HR. Al-Bukhari No. 1010).
Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat
Seorang isteri yang akidahnya benar akan tercermin dalam tingkah lakunya misalnya; pertama, dia hanya bersahabat dengan wanita yang baik. Kedua, selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Rabbnya. Ketiga, bisa menjadi contoh bagi wanita lainnya.
Kelima, Akhlak Isteri Idaman. Isteri idaman memiliki beberapa karakter yang menjadi akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari antara lain; berusaha berpegang teguh kepada akhlak-akhlak Islami yaitu: ceria, pemalu, sabar, lembut tutur katanya dan selalu jujur.
Selain itu, seorang wanita yang menjadi isteri idaman mempunyai ciri; tidak banyak bicara, tidak suka merusak wanita lain, tidak suka ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba). Akhlak selanjutnya adalah ia selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan isteri suaminya yang lain (madunya) jika suaminya mempunyai isteri lebih dari satu.
Yang tak kalah penting dari akhlak seorang isteri idaman adalah ia tidak menceritakan rahasia rumah tangga, di antaranya adalah hubungan suami isteri ataupun percekcokan dalam rumah tangganya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya di antara orang yang terburuk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat yaitu laki-laki yang mencumbui isterinya dan isteri mencumbui suaminya kemudian ia sebar luaskan rahasianya.” (HR. Muslim 4/157).
Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara
Yang jelas, bagi seorang lelaki shalih, mempunyai istri shalihah adalah investasi yang sangat berharga dan tak ternilai dengan dunia beserta isinya. Sebaliknya, bagi seorang wanita, jika ingin mendapatkan lelaki shalih, maka mulailah saat ini juga untuk membentuk diri dengan ilmu dan akhlak mulia. Allah SWT telah menjajikan pasangan hidup yang shalih bagi wanita shalihah dan istri shalihah bagi lelaki shalih (baca: Qs. An Nur: 26). Wallahua’lam. (T/R2/E01).
*Redaktur KBI MINA
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri