Oleh: Ali Farkhan Tsani, Wartawan Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Di dalam sebuah hadits disebutkan:
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang shalihat.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr).
Hadits tersebut menyebutkan tentang sebaik-baik perhiasan adalah isteri shalihat.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Secara bahasa shalihat itu sendiri berasal dari kata shalih, artinya bermanfaat, berguna, berbudi luhur, lurus, jujur, taat, patuh, dan benar.
Dunia dikatakan sebagai perhiasan bermakna adalah sesuatu yang dinikmati manusia. Kenikmatan adalah sesuatu yang membuat nyaman di dalamnya. Namun menggunakan sesuatu untuk dinikmati itu sifatnya terbatas dan sementara. Setelah itu berlalu, kemudian segera lenyap dan pergi.
Makanan enak dan lezat, akan terasa nikmat manakala kita yang menyantapnya dalam keadaan sehat, apalagi ditambah dalam keadaan lapar. Namun manakala kita sakit yang berpantang makanan, semua pun terasa hambar, selezat apapun makanan itu. Juga saat perut telah kenyang, apalagi kekenyangan. Maka selezat dan seenak apapun makanan itu, tidak lagi dapat dinikmatinya, karena ambang batas kenikmatannya telah habis.
Demikian juga kenikmatan lainnya di dunia ini, seperti rumah yang ditempati, kendaraan yang dinaiki, aneka hobi, ngopi, traveling, dsb. Semua dapat dinikmati manusia. Namun sekali lagi terbatas dan sementara. Terbatas tidak mungkin seluruhnya, dan sementara sesuai umur dunia ini yang fana.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Dari semua kenikmatan dunia itu, ternyata ada kenikmatan terbaik yang dapat diraih oleh manusia, yaitu isteri shalihat.
Isteri shalihat adalah sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang memiliki tanda-tanda antara lain yaitu jika dipandang suami menyenangkan, jika diperintahkan mentaatinya dan jika ditinggalkan suaminya, ia menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya.
Sebagaimana disebutkan di dalam hadits :
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
Artinya : “Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang paling berharga dari apa yang disimpan oleh seseorang? (yaitu) isteri shalihat, jika dipandang maka dia menyenangkan, dan jika diperintahkan maka dia taat, dan jika suaminya tidak ada di tempat maka dia menjaga dirinya”. (HR Abu Dawud).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Begitulah karakteristik isteri shalihat, maka ia dikatakan sebagai perhiasan terbaik. Bahkan dengan kesalihatannya itu, ia akan mendampingi sang suami yang shalih hingga ke akhirat kelak.
Begitulah isteri shalihat dikatakan sebagai kenikmatan dunia yang paling baik, yaitu kenikmatan yang membawa pahala dengan akhlak baiknya, ketaatannya dalam hal yang ma’ruf, ketekunannya dalam mendidik anak-anaknya, serta penjagaan kehormatan diri dan keluarganya dari kemaksiatan dan dari hal-hal yang diharamkan dalam agama.
Maka, isteri shalihat adalah wanita yang mampu menjaga kepercayaan yang diletakkan di pundaknya, dan dia tidak akan mengkhianatinya, sebab itulah maka ia dikatakan sebagai perhiasan terbaik dunia.
Perhiasan terbaik berupa isteri shalihat itu tentu belum cukup sebatas di dalam rumahnya. Namun juga bagaimana hubungan baik dengan tetangganya, keluarganya, keluarga suaminya, rekan-rekannya, dan masyarakat pada umumnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Demikianlah Allah hendak mengangkat derajat wanita Muslimah, jika mereka berlaku sebagai wanita atau isteri shalihat, dan itu adalah perhiasan terindah, dunia dan akhirat.
Maka, jika sang suami terlelap di tengah malam, lalu tangan lembut isteri membangunkannya di sepertiga malam untuk bertahajud dan untuk shalat berjamaah Shubuh di masjid. Dialah perhiasan dunia sesungguhnya.
Saat suami marah atau kesal karena suatu hal atau orang lain menyakitinya, atau saat susah karena musibah atau dirundung masalah pekerjaan atau perniagaannya. Maka muncullah sang isteri meredamnya dengan santun. Suara lembutnya mengingatkan agar sang suami mau meredam emosi dan menerima keadaan itu seraya mengharap pertolongan-Nya. Ya, itulah perhiasan terindah, isteri shalihat.
Demikian pula saat penghasilan suami belum memadai, sang isteri tidak terlalu banyak menuntut. Bahkan ia rela membantu suaminya dengan pekerjaan yang tidak melanggar syariat dan tentu seizin suaminya. Maka, begitullah isteri shalihat itu perhiasan terindah.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Semoga kita dapat merasakan kehadiran isteri shalihat di rumah tangga kita. Semoga kaum wanita Muslimah dapat berperan sebagai perhiasan terbaik, menjadi isteri shalihat. Aamiin. (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat