Jakarta, MINA – Sapi asal Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diyakini yang terbaik untuk dikonsumsi dengan sejumlah keunggulan dibandingkan sapi ras lain.
Menjelang Hari Raya Qurban atau Idul Adha, para pengusaha dagang sapi segera memenuhi kandang-kandangnya dengan sapi-sapi yang siap diqurbankan, mulai dari sapi asal Simmental, Swiss, hingga asal Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Indonesia.
Khusus keunggulan sapi asal Bima, dijabarkan oleh Arifin Ahmad (60), salah seorang pengusaha sapi qurban yang membuka kandangnya di Jalan Cendrawasih V, Kelurahan Cengkareng, Jakarta Barat.
Berbicara kepada MINA pada Ahad, 12 Mei 2024, Arifin mengungkap setidaknya ada lima keunggulan sapi Bima.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Pertama, sapi Bima memiliki dinding daging yang berbeda, karena semuanya sapi-sapi liar, jadi makanannya itu adalah makanan alami semua.
“Mereka ditangkap kurang lebih 3 sampai 6 bulan sebelum dibawa ke Jakarta atau ke daerah lain. Pasokan makan bisa ada tambahan, namanya dedak. Rumput hijau atau jerami dari sawah-sawah. Sehingga semua yang didapat itu adalah alami. Di situlah yang menyebabkan dagingnya sangat padat, kuat, dan bisa tahan lama, sekalipun lama di dalam freezer,” kata Arifin kepada MINA.
Kedua, sapi Bima kuat dari awal sampai akhir, sampai dipotong. Sapi jenisi ini terbukti kuat, terutama pada masa-masa penyakit. Seperti tahun 2022, yang pada masa itu ada penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang banyak hewan ternak, terutama sapi.
Menurut Arifin, pada kala itu sapi-sapi ras lain rata-rata tidak tahan dan banyak yang sakit sehingga harus dipotong sebelum terjual. Rata-rata sapi berada di dalam perjalanan tiga sampai lima hari yang berpengaruh kepada ketahanan fisik sapi.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Kekuatan sapi Bima dikarenakan fisiknya yang prima karena hidup bebas di alam, memakan padang rumput di gunung dan perbukitan.
Ketiga, terkait harga yang murah. Rata-rata harga negosiasinya lebih variatif dan paling mudah bagi pembeli untuk bernegosiasi.
“Tidak ada harga mati,” kata Arifin.
Keempat, sapi asal Bima sudah populer dan disenangi. Seperti di Jakarta, orang-orang sudah fanatik kepada sapi Bima.
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
Kelima, dagingnya banyak.
Arifin mengaku sudah pernah melakukan perbandingan antara sapinya yang seharga Rp19 juta dengan sapi lain yang lebih besar seharga Rp31 juga. Sapi lain memang dagingnya lebih banyak, tetapi selisihanya hanya 5 kg saja. Itu terjadi karena sapi Bima memiliki tulang yang lebih kecil, tapi dagingnya banyak.
Itulah lima keunggulan sapi Bima yang diungkap oleh Arifin yang sudah 14 tahun menjual sapi asal kampung kelahirannya, Bima di Pulau Sumbawa, NTB.
Khusus kandang milik Arifin, dia menyediakan layanan perawatan hewan hingga jasa antar ke tempat penyembelihan yang tidak lagi dipungut biaya, karena semua hal itu sebagai bentuk layanan unggulan yang ia berikan kepada para pelanggan.
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal
Pengusaha bernomor WA 082140006956 ini juga memberi garansi, jika sapi sudah dipesan, tetapi ternyata di kemudian hari pelanggan menginginkan untuk ditukar, maka ia memperbolehkan hal itu sebagai betuk layanan prima yang ia sediakan, tentu dengan prinsip tidak saling merugikan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari