Tel Aviv, MINA – Jaksa Agung Israel, Gali Baharav-Miara menolak usulan pemimpin penjajah Israel Banjamin Netanyahu yang akan memecat kepala badan intelejen Israel Sin Bet Roner Bar.
Miara beralasan, dasar hukum pemecatan tersebut perlu dipertanyakan. Al-Jazeera melaporkan.
Perdana Menteri Israel berencana memecat Bar dengan alasan kurangnya kepercayaan terhadapnya.
Ketegangan antara Netanyahu dan Bar meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel.
Baca Juga: Belanda Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Gaza dengan Kirim Anjing Militer ke Israel
Shin Bet mengakui kegagalannya dalam mencegah serangan tersebut, tetapi dia juga menyoroti kebijakan pemerintah yang dianggap berkontribusi terhadap kelalaian tersebut.
Selain itu, Shin Bet sedang menyelidiki dua penasihat Netanyahu atas dugaan menerima pembayaran dari Qatar selama perang Israel-Hamas. Bar menolak tekanan untuk mengundurkan diri, yang mendorong Netanyahu untuk mengambil langkah pemecatan.
Rencana pemecatan Bar memicu kritik dari oposisi dan masyarakat sipil, yang menilai langkah tersebut sebagai upaya melemahkan supremasi hukum dan mengalihkan tanggung jawab atas kegagalan intelijen.
Mantan Perdana Menteri Ehud Barak menyebut tindakan Netanyahu sebagai “upaya untuk menghindari tanggung jawab”.
Baca Juga: Israel Bebaskan 10 Tahanan Palestina dalam Kondisi Memprihatinkan
Pemecatan kepala Shin Bet di tengah situasi keamanan yang genting dapat mempengaruhi stabilitas dan efektivitas badan intelijen tersebut. Transisi kepemimpinan yang tergesa-gesa berpotensi melemahkan respons Israel terhadap ancaman keamanan yang sedang berlangsung. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 70% Sekolah di Gaza Terkena Serangan Langsung Israel