Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalani Puasa di Bulan Suci dengan Hati Bersih

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 27 April 2021 - 03:32 WIB

Selasa, 27 April 2021 - 03:32 WIB

6 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA

Menjalankan ibadah puasa Ramadhan pada bulan nan suci ini, marilah senantiasa kita iringi selalu dengan hati yang bersih.

Dengan hati yang bersih, berarti kita sudah siap menerima limpahan pahala, keberkahan dan kemuliaan dari Allah. Hati yang bersih sepanjang Ramadhan berarti bersih dari syirik kepada Allah, serta bersih dari penyakit-penyakit hati, seperti iri, dengki, dendam, kebencian, buruk sangka dan nafsu amarah.

Bersihnya hati kita, jiwa kita, ruh kita, akan berdampak pada raga kita, akan dengan lapang melaksanakan segala perintah Allah dan ringan mengerjakan ama-amal kebajikan terhadap sesama. Serta dijauhkan dari perbuatan dosa, kemaksiatan dan kemungkaran.

Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil

Surga tempat yang suci, pun hanya dapat dimasuki oleh mereka yang memiliki hati yang bersih (Qolbun Salim).

Allah mengingatkan kta di dalam ayat-Nya:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: “Pada hari harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS Asy-Syu’ara/26: 88-89).

Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak

Hati yang bersih adalah hati yang merasa ridha dengan apa yang Allah ridhai. Allah ridha kita patuhi perintah-Nya, ya kita patuhi. Kalau kita senang baca Quran, tentu Allah ridha. Ya kita gemar baca Quran.

Hati yang bersih adalah hati yang merasa tidak suka dengan hal-hal yang tidak disukai Allah.

Kalau Allah tak suka kita berbuat maksiat, ya janganlah kita dekati. Kalau Allah tak senang kita makan harta haram dan riba. Maka janganlah kita kerjakan.

Kalau Allah saja Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Kok kita tidak mudah memaafkan. Itu berarti hati kita belum bersih.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako

Hati yang bersih adalah hati yang selalu menggerakkan pemiliknya untuk selalu berdzikir dan bergantung kepada Allah.

Di rumah, di masjid, di keramaian, di kesendirian, selalu ingat kepada Allah. Selesai shalat dzikir kepada Allah, pagi dan sore dzikir kepada Allah. Malam hari mau tidur, dan bangun tidur dzikir kepada Allah. Terlebih pada bulan suci Ramadhan, maka mari kita hiasi sebanyak mungkin waktu kita untuk dzikrullaah.

Mudah berdzikir, nikmat berdzikir. Menandakan hatinya bersih. Susah berdzikir, malas berdzikir, enggan berdzikir, itu menunjukkan masih ada bintik-bintik kotoran di dalam hati. Mungkin sebab maksiat, dosa, banyak hayalan, kecanduan keduniaan, lebih banyak musik yang memasukinya.

Inilah Ramadhan kesempatan terbaik bagi kita untuk memperbaiki hati kita seraya membersihkannya. Kalau tidak kita manfaatkan bulan suci nan berkah ini, mau sampai kapan lagi? Mau berapa Ramadhan lagi?

Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing

Begitulah puasa Ramadhan dapat menjadi perisai agar hati tetap terjaga kebersihannya dari unsur-unsur yang mengotorinya. Seperti disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Artinya: “Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (HR Bukhari dan Muslim).

Marilah kita perkuat upaya membersihkan hati kita dengan doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berikut:

Baca Juga: Masjid Jami’ Aulia Pekalongan Usianya Hampir Empat Abad

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ ، والبُخْلِ والهَرَمِ ، وَعَذَابِ القَبْرِ ، اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا ، وَزَكِّها أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا ، اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ؛ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ؛ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, kekikiran, kepikunan, dan siksa kubur. Ya Allah, datangkanlah pada jiwaku ini ketakwaannya dan bersihkanlah ia. Engkaulah sebaik-baik yang dapat membersihkannya, Engkaulah Pelindungnya dan Rabbnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, nafsu yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan).” (HR Muslim).

Semoga Ramadhan tahun ini dapat menjadikan hati kita hati yang bersih, sehingga mendapatkan ridha dan ampunan Allah. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ini Lima Hikmah Puasa Ramadhan Sebagai Pendidikan Ruhiyah

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Ramadhan 1445 H
Feature
Tausiyah