Oleh Ali Farkhan Tsani *
Alhamdulillah, sekian hari telah kita jalani, ibadah puasa Ramadhan di bulan suci.
Sesuci Ramadhan, kita sucikan hati, dari segala bentuk kesyirikan kepada ilahi. Bersihkan hati dari sifat iri, dan dengki. Bersihkan jiwa dari amarah, dendam berkepanjangan, dan segala penyakit hati.
Bersihnya hati akan berdampak pada kesehatan. Kaki menjadi ringan melangkah ke masjid untuk Shalat Tarawih dan Tadarus Al-Quran. Tangan menjadi ringan untuk membantu yang memerlukan, serta mudah dijauhkan dari perbuatan dosa, kemaksiatan dan kemungkaran.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Dengan hati yang bersih dalam menjalani bulan suci Ramadhan, insya-Allah akan diraih segala keutamaan dan keberkahan.
Sementara jika hati kita masih kotor, berselimut dosa, masih menginginkan kemaksiatan, malah masih merencanakan dendam, tak memaafkan. Lalu, pantaskah kita memasuki bulan suci Ramadhan?
Belum lagi, kalau kita hendak masuk surga, tempat yang suci. Apakah kita juga layak memasukinya? Sementara hati kita masih dipenuhi dengan kedengkian, iri hati, apalagi kesyirikan dalam memperibadati-Nya?
Allah mengingatkan kita di dalam Al-Quran:
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya: “Pada hari harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS Asy-Syu’ara : 88-89).
Untuk meraih kebersihan hati, amalan yang utama adalah dengan selalu berdzikir, mengingat kepada Allah.
Di rumah untuk ibadah individu, di masjid untuk ibadah berjama’ah, di keramaian, di kesendirian, selalu berdzikir kepada Allah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Selesai shalat dzikir kepada Allah, pagi dan sore dzikir kepada Allah. Malam hari mau tidur, dan bangun tidur dzikir kepada Allah.
Mudah berdzikir, nikmat berdzikir. Menandakan hatinya bersih. Susah berdzikir, malas berdzikir, enggan berdzikir. Menunjukkan masih ada noda-noda hitam dosa di dalam hatinya.
Inilah Ramadhan karim, kesempatan mulia dan terbaik kita untuk mereparasi hati agar menjadi bersih dan selamat. Selagi syaitan dibelenggu, selagi pintu surga dibuka dan selagi pintu neraka ditutup. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Semoga Ramadhan tahun ini menjadi kesempatan terbaik kita untuk mendapatkan hati yang bersih, jiwa yang selamat. Sehingga mendapatkan ridha dan ampunan Allah. Aamiin. (A/RS2/)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Mi’raj News Agency (MINA)
*Penulis, Ust. Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., Wartawan & Redaktur Senior MINA, Da’i Pondok Pesantren, Penulis Buku Keislaman. Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected]
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat