Jakarta, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan seruan internasional untuk menghentikan kekerasan dan membantu rakyat Sudan yang tengah menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Pernyataan itu disampaikan oleh Imaam Yakhsyallah Mansur di Jakarta pada 11 Jumadil Ula 1447 H atau bertepatan dengan 2 November 2025 M, menyusul meningkatnya serangan dan pembunuhan massal di wilayah Darfour, Sudan.
Konflik berkepanjangan antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) kini memasuki tahun ketiga, menelan korban besar di kalangan warga sipil.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 24 juta dari total 50 juta penduduk Sudan menghadapi kelaparan akut, sementara lebih dari 13 juta orang terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali di Level Tidak Sehat
Serangan RSF pada 29 Oktober 2025 di Kota Al-Fasher, Darfour, disebut sebagai salah satu tragedi paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan 1.500 warga sipil tewas hanya dalam tiga hari. Rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum dilaporkan hancur, menjadikan wilayah itu nyaris tidak layak huni.
“Sudan benar-benar tenggelam dalam bencana kemanusiaan yang dahsyat,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur dalam pernyataannya, Ahad (2/11).
Dalam tujuh butir sikap resminya, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengutuk keras pembunuhan terhadap warga sipil di Sudan yang dinilai sudah mengarah pada tindakan genosida. Mereka menegaskan bahwa penumpahan darah manusia tanpa alasan yang sah adalah kezaliman besar dan pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan universal maupun ajaran Islam.
Mengutip Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 32, pernyataan itu menegaskan bahwa membunuh satu jiwa tanpa hak berarti sama dengan membunuh seluruh umat manusia. Sebaliknya, menyelamatkan satu jiwa berarti menyelamatkan kehidupan seluruh manusia.
Baca Juga: BMKG Prakirakan Sejumlah Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini
“Darah setiap manusia dilindungi oleh Allah, dan siapa pun yang menumpahkannya dengan batil akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya kelak di akhirat,” tulis pernyataan tersebut.
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) juga menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik di Sudan agar segera menghentikan kekerasan dan mengingat kembali bahwa mereka adalah sesama muslim yang bersaudara, sebagaimana pesan Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Muslim: ‘Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’
Seruan Global dan Peran Indonesia
Dalam pernyataannya, organisasi itu mendesak seluruh umat Islam di dunia untuk tidak berpangku tangan terhadap penderitaan rakyat Sudan.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Tegaskan Sikap Anti-Israel, Salurkan Bantuan untuk Pengungsi Palestina di Jakarta
Jama’ah Muslimin menilai, membantu warga Sudan keluar dari krisis merupakan kewajiban moral dan religius bagi kaum muslimin di seluruh dunia.
“Berdiam diri atas penderitaan rakyat Sudan merupakan pengabaian terhadap perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: ‘Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.’” (HR. Bukhari-Muslim)
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) juga menyerukan Pemerintah Republik Indonesia untuk lebih proaktif dalam melaksanakan amanat konstitusi, yaitu ikut serta dalam upaya perdamaian dunia serta memberikan bantuan nyata bagi Sudan agar dapat kembali membangun kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera.
Dalam bagian reflektifnya, Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menegaskan bahwa akar utama dari kehancuran Sudan adalah menyimpangnya umat dari nilai-nilai Islam yang sejati. Ketika dorongan syahwat kekuasaan mengalahkan prinsip keadilan dan ukhuwah, kata dia, maka pertumpahan darah dan kehancuran moral menjadi keniscayaan.
Baca Juga: AWG Tasikmalaya Buka Bulan Solidaritas Palestina dengan Aksi Memanah
“Krisis di Sudan maupun di belahan bumi lainnya hanya akan terselesaikan dengan kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah,” tegasnya.
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menutup pernyataan dengan ajakan kepada seluruh umat Islam agar memperkuat kesadaran akan pentingnya persatuan umat, bertaubat atas kelalaian terhadap nasib saudara-saudara seiman, dan menggalang dukungan moral serta material bagi korban konflik di Sudan, Palestina, dan wilayah-wilayah muslim yang tertindas lainnya.
“Kami berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi kemenangan Islam dan kaum Muslimin, serta terwujudnya keadilan dan perdamaian dunia,” pungkas Imaam Yakhsyallah Mansur.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic