Karachi, 4 Sya’ban 1434/13 Juni 2013 (MINA) – Pemimpin Jamaah Islamiyah Pakistan, Syed Munawar Hasan mengecam keras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), media massa dan badan dunia lainnya yang membiarkan genosida (pembersihan etnis) minoritas muslim Rohingnya oleh pemerintah Myanmar.
Hasan mengatakan, puluhan ribu muslim di Myanmar terbunuh selama beberapa bulan terakhir, namun PBB, Lembaga Hak Asasi Manusia dan media menutup mata dan telinga kejadian tersebut, seolah muslim di Myanmar tidak memiliki hak hidup sama sekali.
“Lembaga-lembaga dunia hanya menjadi penonton atas kejadian itu,” ujarnya pada media The Stateless pada Selasa lalu (11/6) yang diberitakan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Syed Hasan menyerukan kepada lembaga muslim dunia terutama Organisasi Kerjasama Islam (OKI) agar mengadakan pertemuan darurat guna menyelamatkan muslim Myanmar dari kepunahan dan memperingatkan pemerintah Myanmar atas tindakannya terhadap minoritas Muslim.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Untuk itu, ia dan komunitas muslim Pakistan merencanakan aksi protes dan solidaritas terhadap muslim Myanmar, di Pakistan pada Jumat (14/6).
Ia mempertanyakan mengapa kaum muslim Rohingya yang tinggal di Myanmar selama berabad-abad, diusir begitu saja dari rumah-rumah mereka dengan paksa. Lalu, rumah mereka dibakar, kecamnya.
Menurut catatan Direktur Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA), Heri Aryanto, etnis minoritas muslim Rohingya menjadi satu-satunya etnis yang paling tertindas di Myanmar bahkan di dunia.
Hal itu sesuai dengan pernyataan yang dikutip dari United Nations (PBB) yang menyatakan bahwa etnis Rohingya merupakan etnis paling teraniaya di muka bumi.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Selain teraniaya, Rohingya juga tidak diakui sebagai bagian dari bangsa Myanmar, padahal Rohingya berada di Arakan sejak Abad 7 M. (T/P08/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)