Taipei, MINA – Pemerintah RI melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei akan membantu melakukan pemulangan tiga jenazah ABK yang menjadi korban meninggal dunia dalam musibah jembatan runtuh di Teluk Nanfang Ao, Kota Yilan, Taiwan.
Ketiga jenazah rencananya akan diterbangkan dari Taiwan pada Kamis, 10 Oktober 2019, menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Selain pendampingan dari KDEI Taipei, pemerintah Indonesia dan Taiwan juga siap memfasilitasi apabila ada perwakilan keluarga ketiga almarhum yang ingin turut mengantar kepulangan jenazah ke Indonesia.
“Kami menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh keluarga korban atas musibah yang terjadi. KDEI Taipei telah berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan penanganan,” ujar Kepala KDEI Taipei, Didi Sumedi, didampingi Kepala Bidang Tenaga Kerja, Purwanti Uta Djara, seperti dalam keterangan yang disampaikan, Senin (7/10).
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Didi Sumedi menyampaikan, KDEI Taipei bersama instansi terkait di Taiwan dan Indonesia telah menyelesaikan seluruh penanganan pengurusan jenazah almarhum Wartono, Ersona, dan Mohamad Domiri.
Penanganan telah dilakukan sejak insiden terjadi, proses evakuasi dan identifikasi jenazah, pendampingan keluarga terkait pengurusan dokumentasi pemulangan jenazah, pengurusan jenazah di rumah duka, prosesi pengurusan jenazah secara Islam, hingga pendampingan pemulangan ketiga jenazah ke Indonesia.
Setelah proses pemulangan ketiga jenazah selesai, KDEI Taipei akan mengurus segala sesuatu yang menjadi hak bagi ahli waris ketiga almarhum.
Musibah jembatan runtuh terjadi pada Selasa pagi, 1 Oktober 2019. Dalam musibah tersebut, tiga ABK Indonesia turut menjadi korban meninggal dunia, serta empat lainnya mengalami luka-luka.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Saat ini tercatat dua ABK masih menjalani perawatan di Saint Mary’s Hospital, Luodong Branch, Yilan, yaitu atas nama Winanto dan Jaedi bin Karmin. Jaedi bin Karmin mengalami luka di pergelangan tangan kiri, telah menjalani operasi, dan saat ini hanya menunggu proses pemulihan.
Adapun Winanto yang cedera pembengkakan otak saat ini masih belum sadarkan diri. KDEI Taipei terus memantau kondisi korban yang masih dirawat di rumah sakit serta secara intens menghubungi pihak keluarga di Indonesia.(L/R11/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun