Berlin, MINA – Organisasi bantuan Jerman menuduh pemerintahnya menghalangi bantuan medis yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak terluka parah di Gaza oleh serangan Israel, yang telah mengakibatkan lebih dari 38.000 orang syahid sejak Oktober lalu.
Sekitar 40 fasilitas medis setuju untuk merawat anak-anak dari Gaza di Jerman dan menanggung biayanya. Namun, Kementerian Luar Negeri dan Dalam Negeri menghalangi upaya mereka dengan alasan dugaan masalah keamanan, menurut lembaga penyiaran publik ARD, Anadolu melaporkan, Jumat (12/7).
Organisasi bantuan seperti Refugees Foundation yang berbasis di Cologne, bersama dengan LSM lain dan Perkumpulan Bedah Plastik Jerman, telah berkomitmen memberikan bantuan medis untuk anak-anak itu selama berbulan-bulan. Mereka mengorganisir sumbangan untuk penerbangan, permohonan visa dan penggantian penuh biaya rumah sakit.
Namun, pada akhirnya kampanye tersebut dihentikan sementara karena Kementerian tidak mendukung masuknya satu orang dewasa pendamping per anak.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Pemerintah Jerman yang dikutip mengatakan bahwa ibu atau ayah dari anak-anak Gaza terluka yang menemani mereka untuk perawatan medis dapat menimbulkan potensi risiko keamanan, karena mereka mungkin mendukung atau bersimpati dengan Hamas, kelompok Palestina yang terlibat dalam aksi perlawanan berupa serangan lintas batas pada 7 Oktober.
Menanggapi posisi pemerintah ini, Daniela Neuendorf dari Refugees Foundation mengatakan: “Saya tidak bisa menjelaskan mengapa negara-negara lain bisa mengatur hal ini dan mengapa kami di Jerman menyerah dengan membawa 20 anak bersama pendamping selama tiga bulan.”
Dia mengatakan, negara-negara Eropa seperti Italia telah menerima anak-anak dari Gaza dengan didampingi orang dewasa.
Organisasi bantuan dan rumah sakit Jerman masih berharap kampanye mereka untuk merawat anak-anak Gaza tidak akan gagal. Mereka dikatakan sedang melakukan pembicaraan dengan Kementerian untuk melihat apakah orang yang mendampingi dapat diizinkan memasuki negara tersebut dalam kasus-kasus luar biasa.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Negosiasi dengan pihak berwenang Jerman telah berlangsung selama beberapa bulan, dan daftar anak-anak yang akan dievakuasi telah berubah berulang kali. Organisasi-organisasi bantuan mengatakan beberapa anak-anak terluka yang menunggu untuk tiba telah meninggal. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis