Berlin, 5 Jumadil Awwal 1436/24 Februari 2015 (MINA) – Pemerintah Jerman menolak mengomentari operasi militer yang diluncurkan di Suriah oleh Turki untuk merelokasi jenasah Suleyman Shah, kakek dari Osman I, pendiri Kekaisaran Ottoman.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Martin Schaefer mengatakan Senin (23/2), Operasi Shah Firat oleh Turki yang mengirim 600 tentara dan 39 tank di seluruh wilayah Suriah adalah proses bilateral antara Turki dan Suriah.
Juru bicara menegaskan, pemerintah Jerman tidak perlu menyuarakan posisinya pada operasi militer tersebut, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ini adalah proses bilateral antara Turki dan Suriah. Namun, Anda harus tahu, Jerman bertukar pendapat dengan rekan NATO-nya Turki dalam masalah ini,” tambahnya, tanpa menyebutkan apa pendapat Jerman itu.
Schaefer mengatakan, pemerintah Jerman memberikan perhatiannya kepada Turki atas kemungkinan serangan menimpa makam Suleyman Shah.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Makam yang berisi jenasah Suleyman Shah dipindahkan Sabtu selama operasi militer Shah Firat, termasuk sekitar 40 tentara Turki yang menjaga wilayah makam di Suriah itu.
Operasi dua arah dimulai Sabtu malam dan berakhir pada Ahad. Jenasah Suleyman Shah dan peninggalan sakral di desa Karakozak, Munbic, Suriah, sekitar 37 kilometer dari perbatasan, dipindahkan ke Turki.
Turki memperoleh hak untuk menjaga wilayah makam di wilayah Suriah setelah perjanjian 1921 dengan Perancis, yang menguasai Suriah pada saat itu, dan mengamankan daerah lain di Ashme, Suriah, dekat perbatasan dengan Turki, sebagai tempat pemakaman sementara Suleyman Shah. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah