Berlin, 20 Dzulhijjah 1435/14 Oktober 2014 (MINA) – Anggota utama Uni Eropa, Jerman, mengatakan tidak akan mengakui negara Palestina sebelum perjanjian dengan Israel tercapai.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Jerman Martin Schaefer menggarisbawahi dukungannya untuk solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina pada Senin (13/10).
“Bagi pemerintah Jerman, langkah mengakui Palestina sebagai sebuah negara tergantung pada solusi dalam perundingan dengan Israel,” katanya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Selasa.
Sebelumnya, Anggota Uni Eropa, Swedia melalui Perdana Menteri Stefan Lofven yang baru terpilih, mengatakan negaranya akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Langkah ini akan membuat Swedia menjadi negara besar Uni Eropa pertama yang melakukannya.
Awal bulan ini, presiden Palestina membagikan rancangan resolusi kepada perwakilan negara 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri pendudukan Israel dari wilayah Palestina.
Di Uni Eropa, beberapa negara seperti Hungaria, Polandia, dan Slovakia, mengakui “Palestina”, tapi mereka melakukannya sebelum bergabung dengan lembaga itu.
Sementara itu, PLO menyambut baik pengumuman Swedia.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
“Pengumuman Swedia sebenarnya tanda komitmen tulus untuk keadilan dan persyaratan untuk perdamaian, termasuk solusi batas dua negara pada 1967,” kata Anggota Komite Eksekutif PLO, Hanan Ashrawi.
“Kami berharap negara-negara lain di Eropa akan mengikuti Swedia,” katanya.
Menurut PLO, 138 negara mengakui “Palestina” sebagai negara, termasuk Brazil, Afrika Selatan, Chili, Rusia, Tahta Suci, Argentina, India, dan Cina.
Tapi itu gagal mendapatkan pengakuan besar di Barat, di mana Uni Eropa dan Amerika Serikat lebih memilih konflik diselesaikan melalui negosiasi. (T/P001/R11)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)