Beirut, MINA – Dua faksi berpengaruh di Palestina Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina menekankan akan semakin memperkuat persatuan nasional menghadapi normalisasi negara-negara Arab dengan Israel.
Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Ziad Al-Nakhalah, pada Sabtu (12/9), di Beirut, Lebanon, berdiskusi dengan Wakil Sekjen Front Populer, Abu Ahmed Fouad, membahas “bahaya yang dihadapi perjuangan Palestina,” Quds Press melaporkan, Ahad (13/9).
Kedua belah pihak juga membahas “bahaya besar yang dihadapi perjuangan Palestina, terutama dalam menghadapi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan rencananya untuk menerapkan apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini.”
Pernyataan bersama menyebutkan, tujuan Israel-AS tidak lain adalah untuk melikuidasi masalah dan mencabut hak-hak semua rakyat Palestina, dan semakin mendukung agresi Zionis Israel dan proyek Yudaiisasi yang ingin menelan Palestina sepenuhnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Kedua belah pihak menekankan perlunya mengkristalisasi visi Palestina yang bersatu atas dasar perlawanan.
Kedua belah pihak menganggap bahwa “perjanjian normalisasi yang berusaha dicapai oleh pemerintah AS adalah untuk melayani agenda pemilihan Trump dan Netanyahu, dengan mengorbankan rakyat dan martabat di kawasan itu.”
Kedua belah pihak menegaskan bahwa “gelombang normalisasi saat ini, meskipun keras, tidak akan berhasil menembus masyarakat Arab merdeka yang mendukung perjuangan Palestina, menolak semua bentuk normalisasi dengan Israel, dan mematuhi kesucian tanah penuh berkah di Palestina.”
Kepemimpinan, pasukan, dan faksi Palestina menolak normalisasi Bahrain, seperti yang dilakukan Emirat sebelumnya, dan menganggapnya sebagai “pengkhianatan terhadap Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, dan perjuangan Palestina.” (T/RS2/R1)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)