Gaza, 20 Jumadil Awwal 1438/18 Februari 2017 (MINA) – Pimpinan gerakan Jihad Islami di Jalur Gaza, Khalid Al-Batsy menyerukan Otoritas Palestina pimpinan Mahmoud Abbas untuk menarik pengakuannya terhadap Israel dan dari kesepakatan penyelesaian politik.
Dalam keterangan persnya yang diberitakan Pusat Informasi Palestina yang dikutip MINA, Sabtu, Al-Batsy meminta Otoritas Palestina membuka peluang dan piliihan yang bebas kepada rakyat Palestina karena pilihan perundingan damai dan solusi damai telah terbukti gagal.
Ia menjelaskan, sikap resmi Amerika Serikat (AS) yang disampaikan Presiden Donald Trump dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Washington, adalah pesan jelas kepada Arab dan Otoritas Palestina, bahwa proyek perdamaian dan penyelesaian politik dengan tema besarnya “solusi pendirian dua negara” (Two Nation State) telah berakhir.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Al-Batsy menilai, fase mendatang yang menjadi tema adalah pembangunan permukiman Yahudi di dataran tinggi Golan Suriah dan normalisasi (hubungan resmi) sebagian negara-negara Arab dengan Israel dari negara musuh menjadi negara sahabat.
“Keberpihakan AS kepada Israel tidak bisa diterima,” katanya.
Pimpinan Jihad Islami ini menyerukan agar persoalan internal dan rumah tangga Palestina dibenahi dan dikuatkan untuk menghadapi implikasi sikap baru AS terhadap isu Palestina.
Ia menilai sikap diam Arab atas tindakan yahudisasi dan permukiman ilegal bisa jadi akan menjadi faktor perpecepatan AS memidahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Al-Quds.
Al-Batsy kembali meminta Liga Arab dan Organisasi Kerjsama Islam (OKI) untuk mengambil sikap tegas dan serius menghadapi tantangan kekinian yang krusial. Kini umat sedang menghadapi ujian berat untuk membela suci di Palestina, baik yang Islam atau Kristen.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
PM Israel Benjamin Netanyahu dalam konferensi bersama yang digelar oleh Presiden Donald Trump di Gedung Putih menyatakan, persoalan permukiman bukan persoalan mendasar dalam konflik, dan masih ada solusi melalui perundingan dan bahwa negara-negara Arab melihat Israel bukan lagi musuh namun sahabat. (T/R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya