Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JIHAD JOHN MENGIRIM PESAN MAAF KEPADA KELUARGANYA

Rudi Hendrik - Ahad, 8 Maret 2015 - 23:45 WIB

Ahad, 8 Maret 2015 - 23:45 WIB

914 Views

Frame dari video yang dirilis Jumat, 3 Oktober 2014, oleh Islamic State (ISIS), menunjukkan Jihad John setelah memenggal sopir taksi Alan Henning. (Sumber: AP)
Frame dari video yang dirilis Jumat, 3 Oktober 2014, oleh Islamic State (<a href=

ISIS), menunjukkan Jihad John setelah memenggal sopir taksi Alan Henning. (Sumber: AP)" width="300" height="169" /> Frame dari video yang dirilis Jumat, 3 Oktober 2014, oleh Islamic State (ISIS), menunjukkan Jihad John setelah memenggal sopir taksi Alan Henning. (Sumber: AP)

London, 17 Jumadil Awwal 1436/8 Maret 2015 (MINA) – Media Inggris The Sunday Times mendapati Mohammed Emwazi (26), lulusan ilmu komputer di University of Westminster, London, telah menyampaikan pesan penyesalannya dari Suriah kepada keluarganya melalui pihak ketiga.

Menurut seorang sumber informasi, Emwazi yang diduga kuat sebagai algojo eksekusi kelompok bersenjata Islamic State atau ISIS, menyatakan maaf atas masalah dan kesulitan yang menimpa orang tua dan saudara-saudaranya, karena pengungkapan identitasnya, The Australian yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Namun Emwazi tidak menyatakan penyesalan atas tindakan pemenggalannya terhadap beberapa sandera Barat yang dipublikasikan melalui video online, termasuk dua pekerja bantuan kemanusiaan asal Inggris.

Keluarga London yang berasal dari Kuwait, terpaksa bersembunyi setelah Emwazi disebut sebagai Jihad John 10 hari yang lalu.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Ibunya, Ghaneya Emwazi, dan empat dari lima saudaranya, dilaporkan berada di bawah perlindungan polisi di alamat rahasia di Inggris, dengan biaya hampir 10.000 Dolar AS per hari. Sementara ayah Emwazi, Jassem, dan adik tertuanya, Asma, berada di Kuwait.

Akhir pekan ini terungkap, Badan Polisi Metropolitan, Scotland Yard, telah meningkatkan patroli di dekat rumah keluarga Emwazi di Queen Park, barat laut London, di tengah kekhawatiran kemungkinan munculnya reaksi dan meningkatnya ketegangan masyarakat.

Pernyataan maaf Emwazi kepada keluarganya dianggap mementingkan diri sendiri, karena di dalam Islam diyakini, jika seorang anak tidak mematuhi atau tidak menghormati orang tuanya, maka kemungkinan besar akan masuk neraka.

Sebuah pesan penyesalan disebut dapat memungkinkan Emwazi untuk memenuhi kewajiban agamanya.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Jassem Emwazi beberapa hari sebelumnya, membantah klaim yang menyatakan anaknya adalah benar-benar Jihad John.

Emwazi berhasil melakukan perjalanan ke Suriah pada awal 2013, meskipun dia dicurigai sebagai bagian dari jaringan pejuang di London dan diawasi oleh badan intelijen Inggris, MI5, selama enam tahun.

Dia pertama kali diidentifikasi sebagai pembunuh bertopeng dari ISIS oleh The Washington Post pada 26 Februari, klaim itu kemudian diperkuat oleh sumber intelijen Amerika Serikat.

Keluarga Emwazi disarankan segera pindah dari rumahnya setelah ia diklaim oleh media.

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Salah satu adiknya, Shayma (23), seorang sarjana ekonomi, telah menerima pesan kasar di media sosial dan dia mengatakan takut akan ancaman hidupnya.

Keluarga Emwazis adalah anggota dari minoritas etnis Bedoon tanpa kewarganegaraan yang awalnya menyeberang dari Irak ke Kuwait setelah Perang Teluk pertama. Beberapa laporan mengklaim beberapa kerabatnya telah bekerja sama dengan Saddam Hussein.

Jassem, Ghaneya, Mohammed dan Asma Emwazi melarikan diri ke Inggris pada 1993 untuk mencari status pengungsi.

Seorang pejabat senior pemerintah Kuwait menyatakan, mereka pindah ke Inggris untuk mencari “peluang ekonomi yang lebih baik”.

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

“Mereka membuat klaim berlebihan dan kebohongan sama yang dibuat oleh Bedoon lainnya,” kata pejabat Kuwait merujuk klaim yang menyatakan pemerintah Kuwait tidak memberikan status kewarganegaraan dan memberikan upah rendah.

Empat dari saudara Mohammed Emwazi telah menerima pendidikan universitas di Inggris. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional