
Ilustrasi: Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi. (Alamy Stock Photo)
Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَٱلذَّٲڪِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا وَٱلذَّٲڪِرَٲتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةً۬ وَأَجۡرًا عَظِيمً۬ا
Artinya, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.” (QS. Ar-Ruum [30] ayat 15).
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Saat Menghadiri Tabligh Akbar: Ini 7 Kiatnya
Surga itu adalah tempat kenikmatan yang kekal nan sempurna di akhirat yang tidak ada di dalamnya kekurangan sama sekali. Alam akhirat adalah tempat surga dan neraka yang pasti akan dijumpai terjadi setelah peristiwa kiamat.
Maka demikian pula dengan taman surga, tempat indah yang ada di dalam keindahan surga itu sendiri. Tentunya taman surga pun tidak bisa kita jumpai sebelum proses hari akhir berlaku.
Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala banyak memberi perumpamaan gambaran surga di dalam Al-Quran, salah satunya sebagaimana yang tersebut dalam Surah Ar-Ra’du [13] ayat 35.
مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِى مِن تَحۡتِہَا ٱلۡأَنۡہَـٰرُۖ أُڪُلُهَا دَآٮِٕمٌ۬ وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۖ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ ٱلنَّارُ
Artinya, “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman) mengalir sungai-sungai di dalamnya, buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.”
Baca Juga: Silaturahim Membuka Pintu Keberkahan
Namun, meski taman surga adanya di masa akhirat, tapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
Artinya, “Jika kalian melewati taman surga maka berhentilah.”
Maka para sahabat pun bertanya,
وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ
Artinya, “Apakah taman syurga itu?”
Baca Juga: Ini Dia Para Pembicara Tabligh Akbar dari Luar Negeri
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab,
حِلَقُ الذِّكْرِ
Artinya, ”Halaqoh zikir (majelis ilmu).” (HR. At-Tirmidzi).
Ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyamakan majelis ilmu atau majelis zikir di dunia dengan taman surga.
Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menggambarkan kondisi taman surga di dunia itu seperti apa.
Baca Juga: Panitia Nyatakan Siap Gelar Tabligh Akbar, Layani Jamaah dengan Sepenuh Hati
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Artinya, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فَيَقُوْمُوْنَ حَتَّى يُقَالُ لَهُمْ: قُوْمُوْا قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَبُـدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ
Artinya, “Tidaklah duduk suatu kaum, kemudian mereka berzikir kepada Allah Ta’ala dalam duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan (oleh malaikat) kepada mereka, ‘Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian dan keburukan-keburukan kalian pun telah diganti dengan berbagai kebaikan’.” (HR.Ath-Thabrani).
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya Al-Wabil Ash-Shayyib mengatakan, “Sesungguhnya majelis-majelis zikir adalah majelisnya para malaikat, adapun majelis yang berbicara masalah dunia di dalamnya bukanlah majelis mereka kecuali disebutkan nama Allah Ta’ala di dalamnya.”
Baca Juga: Pentingnya Tabligh Akbar dalam Dakwah Islam
Hadits lain menyebutkan,
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ إِنَّ ِللهِ سَيَّارَةً مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ وَحَفُّوْا بِهِمْ ثُمَّ بَعَثُوْا رَائِدَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ إِلَى رَبِّ الْعِزَّةِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا أَتَيْنَا عَلَى عِبَادٍ مِنْ عِبَادِكَ يُعَظِّمُوْنَ آلاَئِكَ وَيَتْلُوْنَ كِتَابَكَ وَيُصَلُّوْنَ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَسْأَلُوْنَكَ ِلآخِرَتِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى غَشُّوْهُمْ رَحْمَتِي فَيَقُوْلُوْنَ يَا رَبِّ إِنَّ فِيْهِمْ فُلاَنًا الْخَطَّاءَ إِنَّمَا اعْتَنَقَهُمْ اِعْتِنَاقًا! فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى غَشُّوْهُمْ رَحْمَتِي فَهُمْ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ (رواه البزار)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sesungguhnya Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling mencari kelompok-kelompok zikir. Jika mereka telah mendatanginya dan mengelilinginya, mereka mengutus pimpinan mereka ke langit, kepada Rabb pemilik keagungan. Mereka berkata, ‘Wahai Rabb kami, kami telah mendatangi sebagian hamba-Mu yang mengagungkan nikmat-nikmat-Mu, membaca kitab-Mu, bershalawat kepada Nabi-Mu, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, meminta kepada-Mu untuk urusan akhirat dan dunia mereka.’ Allah berfirman, ‘Naungi mereka dengan rahmat-Ku.’ Malaikat berkata, ‘Sesungguhnya dalam kelompok itu ada seseorang yang banyak berbuat salah dan ia hanya ikut-ikutan saja.’ Allah berfirman, ‘Naungi mereka dengan rahmat-Ku. Mereka adalah ahli ibadah yang tak terpengaruh keburukan orang lain.’.” (HR Al-Bazzar). (A/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Melek Literasi dalam Jama’ah: Fondasi Kuat untuk Kemajuan Umat