Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JISDA, Universitas Masyarakat Muslim Patani Thailand Selatan

Rana Setiawan - Sabtu, 21 April 2018 - 19:04 WIB

Sabtu, 21 April 2018 - 19:04 WIB

361 Views

(Foto: Istimewa)

(Foto: Istimewa)

Jamiah Islam Syeikh Daud Al-Fathoni (JISDA) adalah institusi perguruan tinggi Islam swasta yang terletak di ibu kota provinsi Yala (sebelah utara pusat admistrasi ibu kota provinsi Yala), Thailand Selatan.

Selama ini, JISDA menjadi salah satu perguruan tinggi Islam swasta milik masyarakat setempat. Bagi masyarakat umum yang tidak punya kemampuan melanjutkan kuliah di berbagai universitas negeri sendiri dan juga luar negeri, JISDA adalah alternatif perguruan tinggi yang membantunya.

JISDA sudah berkembang menjadi empat Fakultas; pertama, Fakultas Tarbiyyah, Fakultas Syariah, Fakultas Ushuluddin, dan Fakultas Dirasat Islamiyah wal Arabiyyah. JISDA saat ini di bawah naungan yayasan “Muassasah ats-Tsaqafah Islamiyah Yala-haji Harun .”

Dalam rangka hari ulang tahun ke-25 dan acara Kenduri Waqaf Binaan JISDA pada 21-22 April ini, seperti dipublikasi gambar-gambar dalam page facebook Kenduri Wakaf JISDA, bahwa JISDA terdapat solidaritas mahasiswa dan warga penjuru dunia bersama melakukan aksi kampanye berbentuk dukungan publik. Aksi dilakukan bebagai negara seperti Turki, Mesir, Pakisatan, Sudan, Arab Saudi, India, Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Kendati demikian, 25 tahun JISDA dapat menegakan sebagai salah satu universitas swasta yang dianggap sebagai universitas masyarkat. Dengan demikian banyak fasilitas yang tidak memadai bagi mahasiswa dan juga ruangan yang rusak dan lama, seperti dilansir dalam situs JISDA.org.

Selain itu, banyak masalah yang dihadapi JISDA terutama masalah kekurangan dosen. Al-marhum Tuan Guru Hj Harun bin Hj Irsyad selaku Mudir yang selalu memberi sokongan dan dorongan penuh kepada guru/dosen dalam mendidik anak didik dalam rangka mewujudkan generasi penerus yang cinta kepada ilmu pengetahuan.

Dengan usaha keras tersebut, maka walhasilnya dari serba kekurangan tenaga guru-guru pensyarah JISDA dari sebelumnya, sehingga sekarang meningkat guru-guru yang berkelulusan luar Negari yang bertugas di JISDA.

Dengan itu, Acara Pelangganan Dana tersebut atau dikenal istilah “Minum Tea” bagi warga setempat akan diselenggarakan pada 21-22 April 2018 ini di lapangan JISDA.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Sejarah Singkat dan Perkembangan JISDA

Muassasah Assaqafah Al-Islamiyah Yala, berhasrat akan mendirikan sebuah perguruan tinggi Islam. Kemudian hasrat tersebut menjadi kenyataan. Kenyataan ini, pada tahun 1993 M. dapat mendirikakn program Diplpma Tarbiyah-Ma’had al-Bi’that Ad-diniah.

Pada tahun 1998 M. telah ditingkatkan menjadi Kuliah Tarbiyah Islamiyah dengan membina program Diploma Tarbiyah dan program Sarjana Tarbiyah. Pada tahun 2000 M. telah dikembangkan menjadi Kuliah Syeikh Daud Al-Fathoni, dengan mendirikan fakultas Tarbiyah, fakultas Syari’ah, dan fakultas Usuluddin.

Pada tahun 2001 telah dinamakan dengan lenkap menjadi Jami’ah Islam Syeikh Daud Al-Fathoni (JISDA) dengan mencakupi fakultas Tarbiyah, Syari’ah, Ushuluddin, Lughatil Arabiyah(Bahasa Arab), dan akan dikembangkan untuk memenuhi keperluan masyarakat setempat.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Pada tahun 2010 M. membuka Program Sarjana Muda (S 1) untuk FakultasTarbiyah. Pada tahun 2011 M. Fakultas Lughah Arabiyah ditukar menjadi Fakultas Dirasah Islamiyah wal Arabiyah. Pada tahun 2011 M. juga membuka program Sarjana Muda (S 1) untuk Fakultas Syari’ah, Ushuludin dan Dirasah Islamiyah wal Arabiyah

Pada tahun 2012 M. Fakultas Tarbiyah dapat mengembangkan kemampuannya dengan membuka satu jurusan lagi, yakni Jurusan Pendidikan Bahasa Melayu. Harapan akan menjadi pusat pengajian tinggi islam di selatan Thai dalam membantu para pelajar yang berada di institusi pendidikan, madrasah dan juga pondok untuk melanjutkan pelajaran ke peringkat yang lebih tinggi dalam memprofesionalkan kepengurusan akademik.

Syeikh Daud Al-Fathoni Sebagai Penghormatan Nama Jamiah

JISDA sendiri diberikan nama Jamiah Islam Syeikh Daud, yang mengambil dari nama tokoh Ulama yang unggul kerajaan Melayu Patani Darussalam. Yang dikenal sebagai tokoh Ulama sepanjang zaman Melayu Patani, Yaitu Syeikh Daud Abdullah Al-Fathoni.

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Syeikh Daud Abdullah Al-Fathoni yang lebih dikenali dengan panggilan Tok Syeikh Daud Patani adalah al-Alim Allamah al-Arif ar-Rabbani Syeikh Wan Daud bin Syeikh Wan Abdullah bin Syeikh Wan Idris (juga dikatakan Wan Senik) Al-Fathoni.

Ibunya bernama Wan Fathimah anak Wan Salamah bin Tok Banda Wan Su bin Tok Kaya Rakna Diraja bin Andi (Faqih) Ali Datok Maharajalela bin Mustafa Datu Jambu (Sultan Abdul Hamid Syah) bin Sultan Muzaffar Waliullah bin Sultan Abu Abdullah Umdatuddin. Beliau mempunyai lima beradik iaitu Syeikh Wan Abdul Qadir, Syeikh Wan Abdul Rasyid, Syeikh Wan Idris dan seorang adik perempuan namanya Siti Khadijah bin Abdullah Al-Fathoni.

Syeikh Daud merupakan tokoh Ulama Patani pertama kali yang dilantik sebagai Syeikh Haji di Mekkah dan Madinah oleh Jamaah Melayu. Syeikh Daud al-Fathoni juga sebagai orang melayu pertama yang menjadi imam dan khatib di Masjid Syafi’i,Mesir, Ulama melayu yang paling banyak menghasilkan karya ilmu dalam bahasa melayu jawi dan Arab sehingga mencapai 101 buku dan mempunyai jurutulis sendiri untuk menyalin karya-karyanya.

Bahwa Syeikh Daud Al-Fathoni masih sempat menemui tahun-tahun kehidupan seorang ulama besar Mazhab Syafi’e yang menjadi Mahaguru di Universiti al-Azhar di Kaherah, Mesir, yang terkenal dengan sebutan Imam Syarqawi (1150 H- 1227 H). Ulama mazhab Syafie itu banyak murid-muridnya. Seorang di antaranya bernama Syeikh Muhammad bin Ali as-Syanwani yang sangat popular dengan Imam as-Syanwani saja.

Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea

Imam as-Syanwani adalah sezaman dengan Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fathoni. Tarekat Syazaliyah, dari versi lain mengenai Ilmu Usuluddin ini, terkenal lagi dengan nama seorang Imam besar yang disebut Imam Abu Manshur al-Maturidi.

Bahkan silsilah Syeikh Daud Al-Fathoni sampai kepada imam besar tersebut. Salasilah lengkap mengenai sanad Ilmu Tauhid/Usuluddin daripada kedua-dua Imam besar yang disebutkan di atas tidak disentuh, tetapi telah disebut dalam buku berjudul Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani: Ulama dan Pengarang Terulung Asia Tenggara.Pertalian salasilah Tarekat Syazaliyah adalah sebagai berikut iaitu Syeikh Wan Daud bin Abdullah Al-Fathoni belajar kepada Syeikh Muhammad Saleh bin Ibrahim, ketua Mazhab Syafi’e di Mekah (wafat pada 1226 H) dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan termasuk Tarekat Syazaliyah.

Syeikh Daud Al-Fathoni wafat dan dimakamkan di Taif, Mekah Kuburnya bersampingan dengan kubur Saidina Abdullah bin Abbas iaitu sepupu Rasulullah s.a.w.. Tahun kewafatannya juga belum diketahui dengan pasti. Tetapi ada yang berpendapat beliau wafat sekitar tahun 1847 M, juga ada yang menyebut tahun 1265 H./ Johan Lamidin. (AK/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Anak, Kemendikbudristek Sediakan Konten Edukatif di Platform Digital

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK