Yogyakarta, MINA – Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla membuka Muktamar ke-6 Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) di Yogyakarta, Ahad (17/11).
Dalam sambutannya, JK yang jadi anggota PII saat sekolah di SMP, berpesan beberapa hal kepada peserta muktamar, antaranya penguatan lembaga PII sebagai organisasi induk dari KBPII.
Dikatakan JK, keberadaan KBPII sangat ditentukan dengan berkembang atau tidaknya PII. “Apabila PII tidak berkembang di bawah, saya kira 10 tahun tidak ada KBPII. Jangan keluarga besar ini lebih besar dari PII nya. PII nya harus lebih besar dari keluarga besarnya,” jelas JK kepada ratusan peserta muktamar.
Untuk itu, diperlukan formulasi penguatan lembaga PII menyesuaikan tuntutan zaman. Dikatakan JK, saat ia terlibat dengan PII ia melihat anggota PII rata-rata adalah berstatus pelajar.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Namun, kondisi sekarang berbeda. JK melihat saat ini anggota dan pengurus PII justru berstatus mahasiswa.
“Sekarang saya lihat yang aktif di PII mahasiswa. Padahal saya dulu ikut PII kelas 2-3 SMP itu pelajar anggotanya. Saya termasuk generasi awal ikut PII.,” ujar JK.
Kemudian, tambah JK, saat ini organisasi pelajar tak lagi hanya PII. Sehingga persaingan dalam merekrut anggota semakin kuat.
“Dulu itu, PII satu-satunya organisasi pelajar Islam pertama. Sekarang zamannya beda, ada OSIS, ada Pramuka,” jelas JK.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Diceritakan JK, saat aktif di PII dia mendapat pelatihan yang tidak diperolehnya di bangku sekolah. ”Saya mendapat materi kebangsaan pertama dari PII, latihan materi pidato, bukan dari sekolah. Saya mengenal pelajar antar sekolah dari PII,” jelas dia.
Selanjutnya, agar PII dapat bertahan dengan tantangan zaman, JK berharap PII menguatkan materi kebangsaan. “Jangan di PII diberikan pemikiran-pemikiran yang radikal. Harus diisi dengan kebangsaan dan jalin silaturrahim antar sekolah,” lanjut JK.
Sementara Ketua Umum KBPI Nasrullah Larada mengatakan, pada Muktamar ke-6 fokus pada dua agenda besar. Yakni penguatan lembaga dan penguatan jaringan ekonomi umat.
Dikatakan Nasrullah, dari dari muktamar ke muktamar jumlah pengurus KBPII di beberapa daerah bertambah. Saat ini KBPII memiliki pengurus di 32 wilayah dan 236 pengurus daerah.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
“Muktamar sebelumnya sejumlah provinsi belum memiliki kepengurusan KBPII, tapi muktamar kali ini telah terbentuk dan pengurusnya hadir di muktamar,” ujar Nasrullah.
Muktamar ke-6 KBPII berlangsung di Yogyakarta pada 14-17 November 2019. Salah satu agenda muktamar adalah memilih kepemimpinan untuk empat tahun kedepan.
Muktamar dihadiri 623 orang peserta yang terdiri dari 348 peserta aktif dan 275 peserta peninjau. Para peserta berasal dari perwakilan daerah, wilayah, dan luar negeri. (L/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan