Ankara, 23 Dzulqa’dah 1437/26 Agustus 2016 (MINA) –Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam kunjungan ke Ankara pada Rabu-Kamis (24-25/8) menyatakan keinginan pemerintahnya untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral dengan Turki.
Seperti dilaporkan The Wall Street Journal, Joe Biden yang merupakan pejabat senior pertama Gedung Putih bertemu dengan pimpinan Turki sejak upaya kudeta, meminta maaf kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk tidak mengunjungi negara itu secepatnya setelah kudeta gagal.
“Saya berharap saya bisa berada di sini sebelumnya,” kata Biden dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Turki Binali Yildirim, Rabu (24/8) kemarin.
Pertemuan itu merupakan upaya AS untuk meningkatkan hubungan bilateral pada saat Erdogan telah semakin didekati kekuatan regional, terutama Rusia dan Iran, yang juga terlibat dalam konflik Suriah.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Wapres AS juga menyatakan simpati atas permintaan Turki untuk mengekstradisi polisi Turki Fetullah Gulen, yang tinggal di Pennsylvania, AS, yang diduga mengatur kudeta.
Dia mengatakan bahwa pemerintahan Obama memiliki beberapa pengacara yang bekerja lebih atas permintaan Turki.
“Kami akan terus mematuhi sistem kami; dan jika ada cukup data atau bukti untuk memenuhi kriteria, semua percaya ada,” lanjutnya.
Ketegangan antara AS dan Turki meningkat sehubungan upaya Erdogan membersihkan ribuan personal militer dan adanya kecurigaan pemerintah terhadap Gulen.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Fatullah Gulen hingga kini memiliki jutaan pengikut yang memiliki dukungan untuknya. Gulen juga telah membantah bagian dalam kekerasan, dan mengatakan tuduhan terhadap dirinya bermotif politik.
Hubungan Sekutu
Biden menunjukkan perhitungan dalam Gedung Putih bahwa mempertahankan hubungan dengan sekutu strategis dan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) adalah lebih penting untuk kepentingan AS.
Dia mengatakan AS tidak memiliki “kepentingan apapun” dalam menyembunyikan Gulen. jika ia memang berada di balik kudeta. Namun pemerintahnya juga tidak bisa bertindak di atas hukum untuk mengekstradisi seseorang secara sepihak.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Erdogan sebelumnya menganggap Gedung Putih terlihat tidak cukup sensitif.
Biden dalam pernyataannya juga memuji aliansi strategis puluhan tahun kedua negara, dan menyebutnya sebagai, “memiliki dukungan tak tergoyahkan.”
Dalam kunjungannya ke gedung parlemen Turki yang sempat diserang kelompok kudeta, Biden pun menyatakan simpatinya.
“Ini sangat buruk. Dapatkah Anda bayangkan jika ini terjadi di rumah? Dapatkah Anda membayangkan apa yang publik Amerika akan katakan?” tanyanya.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Amerika Serikat tidak memiliki pengetahuan sebelumnya dari apa yang menimpa pada tanggal 15 Juli,” lanjut Biden.
Sebelunnya, pejabat Gedung Putih telah secara terbuka menyatakan keprihatinannya tentang meningkatnya penargetan penangkapan oleh Turki terhadap orangt-orang yang terkait kudeta.
Biden pada Januari sebelum kudeta saat berusaha berkunjung ke Istanbul mengkritik tajam tindakan keras Erdogan kepada wartawan.
Joe Biden menambahkan, ia secara pribadi mendesak para pejabat Turki untuk mematuhi prinsip-prinsip demokrasi negara itu.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Mari kita memberikan ini beberapa waktu,” ujarnya. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB