Jakarta, 6 Ramadhan 1438/1 Juni 2017 (MINA) – Presiden Joko Widodo mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjaga Pancasila serta persatuan dan kesatuan Indonesia melalui pendidikan dan pendalaman nilai-nilai ideologi dasar negara itu.
“Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, para ustad, para pendeta, para pastor, para biksu, para pedanda, para pendidik, para budayawan dan pelaku seni, para pelaku media dan jajaran pemerintahan, TNI dan Polri, serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila,” kata Jokowi dalam sambutan upacara Hari Kelahiran Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis.
Menurut Jokowi, pemahaman terhadap Pancasila perlu terus ditingkatkan. Selain itu pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila juga perlu dihayati dan diimplementasikan masyarakat.
Komponen bangsa dapat melakukan pendalaman dan pengamalan Pancasila yang diberikan baik melalui ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan diskusi di media sosial.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Kepala Negara menjelaskan bahwa kehidupan berbangsa dan persatuan NKRI selalu diuji dan mendapat tantangan.
Sikap-sikap intoleran dan tentangan terhadap ideologi Pancasila diperburuk oleh penyalahgunaan media sosial, berita bohong maupun ujaran kebencian yang tersebar dan berpotensi mengadu domba masyarakat.
“Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut,” tegas Presiden Jokowi.
Pancasila dan UUD 1945 menekankan kehidupan masyarakat yang tentram dan rukun melalui gotong royong. Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkn 1 Juni setiap tahun sebagai Hari Kelahiran Pancasila.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat sebagai dasar berbangsa dan bernegara,” kata Presiden.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menjelaskan pemerintah akan membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017.
Lembaga itu bertujuan untuk memperkuat pengamalan Pancasila yang merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan Indonesia.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Kepala Negara menjelaskan, Pancasila merupakan hasil dari rangkaian proses yaitu rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan oleh Ir Soekarno, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan rumusan final tanggal 18 Agustus 1945.
“Pancasila adalah jiwa besar para founding fathers kita, para ulama, tokoh agama, serta para pejuang kemerdekaan dari seluruh Indonesia sehingga bisa membangun kesepakatan yang mempersatukan kita,” kata Presiden.
Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, yang pertama kali sejak ditetapkan di Jakarta pada 1 Juni 2016, di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri dimulai pukul 7.50 WIB. Presiden selaku inspektur upacara tiba di pukul 08.00 WIB.
Upacara tersebut diisi dengan serangkaian agenda, di antaranya pembacaan teks Pancasila oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. Pembacaan Kepres tentang penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, dan pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Ketua DPR Setya Novanto.
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Hadir dalam kempatan ini, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, sejumlah menteri kabinet, mantan Wapres Tri Sutriso, mantan Wapres Boediono, toko agama dan masyarakat.
Presiden menyampaikan penghormatan kepada keluarga para pejuang, perumus Pancasila, keluarga mantan Presiden Soekarno, keluarga mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta, keluarga Rajiman Wedyodiningrat, keluarga Muahammad Yamin, serta keluarga Soepomo.(L/R03/R11/B05)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia