Washington DC, 14 Muharram 1437/27 Oktober 2015 (MINA) – Presiden RI Joko Widodo menyatakan di hadapan Presiden AS Barack Obama, di Gedung Putih, bahwa Islam di Indonesia berperan penting dalam membangun demokrasi dan pluralisme, serta menentang radikalisma dan terorisme.
“Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan negara demokrasi terbesar ke tiga dunia, moderat, modern dan toleran. Kami yakin Islam di Indonesia berperan penting perangi terorisme,”ujar Jokowi Ahad (26/10) pada pertemuan dengan Presiden Obama, dalam rangka kunjungannya ke AS. Demikian diberitakan Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Selasa.
Joko Widodo dalam kesempatan itu juga mengatakan, ekonomi Indonesia adalah terbuka. “Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta adalah kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan Indonesia bermaksud untuk bergabung dalam TPP (Kemitraan Trans-Pasifik),” katanya.
Secara khusus Presiden juga menyebut salah satu sasaran penting kunjungannya ke AS ini adalah dalam rangka pengembangan teknologi informasi. “Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi ekonomi digital terbesar di dunia. Saya sudah menetapkan bidang digital ekonomi ini menjadi salah satu prioritas utama pengembangan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Jokowi.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Ia juga mengatakan, telah berdiskusi serius dengan Presiden Obama tentang perubahan iklim. “Kami sepakat untuk bekerjasama dalam mengatasi masalah ini, demi masa depan generasi mendatang dan berkomitmen untuk memperkuat hubungan Indonesia-Amerika Serikat,” tutup Jokowi.
Indonesia membawa pulang total investasi sebesar USD20,075 miliar dari lawatan Presiden Jokowi ke Washington DC, Amerika Serikat.
Selain bertemu Presiden Barack Obama, salah satu agenda penting kunjungan Presiden Jokowi di Washington DC adalah bertemu US Chamber of Commerce pada Senin 26 Oktober 2015 sore.
Presiden Jokowi menyaksikan penandatanganan 12 kesepakatan bisnis di bidang energi, transportasi, dan perluasan pabrik sebelum berlangsungnya diskusi dengan US Chamber of Commerce.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Pada saat yang sama, juga diumumkan enam kesepakatan bisnis antara lain di bidang energi, konservasi air dan perbankan syariah,” jelas Ari Dwipayana.
Adapun total nilai kesepakatan bisnis yang dihasilkan mencapai senilai USD20,075 miliar dan terdiri dari USD2,402 miliar dalam bentuk foreign direct investment (FDI) di Indonesia atau sekitar Rp32,43 triliun.
Di samping itu USD175 juta atau sekitar Rp2,4 triliun berupa outward investment di Texas, AS. Kunjungan Presiden di US Chamber of Commerce ditutup dengan jamuan santap malam. (L/P007/P2)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel