Hamburg, 14 Syawwal 1438/8 Juli 2017 (MINA) – Nilai transaksi perdagangan antara Indonesia dan Spanyol yang sedang mengalami trend penurunan selama lima tahun terakhir menjadi salah satu isu yang diangkat ketika Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy Brey, Jumat, 7 Juli 2017.
“Saya ingin tekankan pentingnya mengupayakan agar trend negatif nilai perdagangan dalam lima tahun terakhir yang menurun 5,76 persen tiap tahunnya dapat ditingkatkan,” kata Presiden Jokowi saat memulai pertemuan di sela-sela KTT G20 yang berlangsung di Ruang Pertemuan Bilateral Hamburg Messe Und Congress.
Presiden Jokowi mengatakan, dengan adanya kesepakatan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) nantinya akan meningkatkan perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa, termasuk dengan Spanyol.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Untuk itu, saya harapkan dukungan Yang Mulia untuk percepatan penyelesaian negosiasi IEU – CEPA,” ujar Presiden kepada PM Spanyol, sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Isu produk kelapa sawit Indonesia yang mengalami kampanye negatif di pasar Eropa juga disinggung Presiden Jokowi dalam pertemuan itu. Presiden berharap Spanyol dapat memberlakukan produk kelapa sawit Indonesia secara adil.
Sebagaimana kerja sama standarisasi kayu dan produk kayu Indonesia melalui FLEGT (Forest Law Enforcement, Governance and Trade) atau Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan Bidang Kehutanan yang telah diberlakukan.
“Saya juga berharap, Spanyol dapat mendukung upaya Indonesia agar model kerja sama standarisasi kayu dan produk kayu melalui FLEGT dapat juga dibuat untuk sawit,” ucap Presiden.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Dalam pertemuan singkat itu, Presiden Jokowi juga mengapresiasi Airbus Defence and Space yang telah menetapkan Bandung sebagai pusat perakitan untuk pasar Asia Pasifik. Hal tersebut makin menetapkan Spanyol sebagai mitra penting Indonesia dalam kerja sama industry strategis.
“Saya mencatat kerja sama antara Indonesia dan Spanyol di bidang strategis sejak tahun 1976,” ucap Presiden.
Di akhir pertemuan, PM Spanyol mengulangi kembali dukungan Spanyol terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB 2019-2020.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut antara lain Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung; Kepala BKPM, Thomas Lembong; Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo; dan Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana. (T/R01/P1)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)