Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JOKOWI SEBUT “REVOLUSI MENTAL” ADALAH PERBAIKAN AKHLAK

Rudi Hendrik - Ahad, 31 Agustus 2014 - 20:23 WIB

Ahad, 31 Agustus 2014 - 20:23 WIB

1171 Views

Joko Widodo, Presiden RI 2014-19 terpilih (Gambar: AFP/Getty)

JOKOWI-300x225.jpg" alt="Joko Widodo, Presiden RI 2014-19 terpilih (Gambar: AFP/Getty)" width="300" height="225" /> Joko Widodo, Presiden RI 2014-19 terpilih (Gambar: AFP/Getty)

Surabaya, 5 Dzulqa’dah 1435/31 Agustus 2014 (MINA) – Presiden Terpilih Republik Indonesia 2014-19,  Joko Widodo (Jokowi), menyebut “revolusi mental” sama dengan perbaikan akhlak.

Revolusi mental adalah perbaikan akhlak, perbaikan budi pekerti, perbaikan sopan santun, tidak ada yang lain, jadi jangan dibawa ke mana-mana,” kata Jokowi saat memberikan pembekalan pada peserta Mukatamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ahad malam (31/8), Surabaya, Jawa Timur, seperti disiarkan langsung oleh salah satu TV swasta nasional.

Berbicara tentang pendidikan di depan ribuan petinggi dan kader PKB, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, harus ada sebuah perubahan total dalam cara-cara dinamika dunia pendidikan di Indonesia.

Menurut dia, di Jakarta saja yang merupakan ibukota Indonesia, masih banyak anak yang putus sekolah, apalagi jumlah anak putus sekolah yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Oleh karena itu, melalui program Kartu Jakarta Pintar yang digulirkannya, Jokowi menargetkan anak sekolah di Jakarta minimal lulus di tingkat SMA atau SMK.

Jokowi mengatakan bahwa pelajaran di tingkat Sekolah Dasar seharusnya lebih menekankan pada pendidikan yang berasupan mental, budi pekerti dan akhlak.

“Ke depan, di tingkat SD, 80 persen diberi asupan mental, budi pekerti dan akhlak. Yang akan kita dapatkan adalah sumber daya manusia (SDM) yang bisa berkompetisi dan memiliki etos kerja yang baik,” ujarnya.

Pria yang pernah mengalami tiga kali penggusuran di masa kecilnya itu, mengaitkan persiapan SDM dan etos kerja dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, di mana Indonesia akan bersaing dalam perdagangan bebas bersama dengan sembilan negara anggota ASEAN lainnya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Kita jangan sampai kalah dari mereka (negara lain). Jangan sampai kita hanya jadi penonton,” tambah presiden kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu. (L/P001/R001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Kolom
Indonesia