Doha, MINA – Untuk pertama kalinya sejak selamat dari upaya pembunuhan dalam serangan udara Israel di Doha pada 9 September 2025, pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya, muncul di depan publik melalui siaran televisi.
Pidato al-Hayya yang disiarkan oleh Al Araby TV menampilkan sosok tenang sekaligus emosional, mengandung pesan perlawanan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina.
“Hari ini kita hidup dalam bayang-bayang rasa sakit, namun juga dalam bayang-bayang kebanggaan dan martabat,” ujar al-Hayya dalam rekaman pidatonya. Ia menekankan bahwa penderitaan rakyat Palestina turut dirasakan oleh para pemimpinnya, termasuk dirinya yang kehilangan beberapa anggota keluarga.
Al-Hayya menambahkan, “Saya tidak membedakan antara anak-anak saya Hammam, Jihad, Abdullah, dan Mo’men, dengan anak-anak lainnya di Jalur Gaza. Mereka semua adalah anak-anak saya, karena mereka semua menjadi korban kejahatan pendudukan Israel.”
Baca Juga: Indonesia Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi dengan Kenya di Forum KNCCI
Pidato tersebut, meskipun sarat semangat perjuangan, tidak menyinggung secara langsung serangan di Doha maupun memberikan rincian baru tentang insiden tersebut.
Serangan udara yang terjadi pada 9 September lalu menargetkan sejumlah tokoh Hamas di ibu kota Qatar, menewaskan beberapa anggota kelompok, termasuk anak laki-laki al-Hayya, Hammam, serta manajer kantornya. Namun, tokoh-tokoh senior Hamas berhasil selamat dari serangan tersebut.
Penampilan publik al-Hayya ini dianggap penting oleh pengamat Timur Tengah karena menunjukkan keteguhan pimpinan Hamas di tengah tekanan dan kekerasan yang terus membayangi rakyat Palestina.
Pidato ini juga dipandang sebagai bentuk dorongan moral bagi para pejuang dan warga Palestina untuk tetap bersatu menghadapi agresi Israel.
Baca Juga: Pertama Sejak 2017, Ribuan Siswa Rohingya Ikut Ujian Bersejarah di Kamp Bangladesh
Dengan munculnya al-Hayya, komunitas internasional di kawasan Teluk dan Timur Tengah kembali menyoroti dinamika politik serta keamanan di jalur Gaza dan sekitarnya, sekaligus mengingatkan dunia akan tragedi yang menimpa warga sipil Palestina.
Para pengamat menilai, penampilan ini menjadi simbol bahwa kepemimpinan Hamas tetap berdiri teguh meski menghadapi upaya eliminasi oleh Israel, serta memperkuat narasi perlawanan dan hak rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah air mereka.
Pidato al-Hayya juga mendorong solidaritas global, khususnya dari negara-negara Arab dan komunitas internasional yang mendukung perjuangan Palestina, untuk terus memberikan perhatian terhadap agresi yang menimpa warga sipil.
Al-Hayya menutup pidatonya dengan seruan agar rakyat Palestina tetap tegar dan bersatu, menegaskan bahwa semangat perlawanan akan terus hidup meski menghadapi kehilangan dan kesedihan yang mendalam. []
Baca Juga: Pemimpin Dunia Kecam Israel Usai Pengepungan Armada Global Sumud Flotilla
Mi’raj News Agency (MINA)