Jakarta, 16 Syawwal 1437/21 Juli 2016 (MINA) – Ada hal menarik dan penting yang dilihat dua jurnalis Indonesia dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) akhir Maret lalu. Salah satunya peluang islam/">dakwah Islam di negeri Paman Sam yang terbilang menarik untuk dilihat.
Fachrozi dan Kemal Ramdan adalah dua jurnalis dari salah satu stasiun televisi Net TV yang mendapat kesempatan untuk mempelajari komunitas Muslim di AS yang datang dari latar belakang yang berbeda.
kunjungan mereka difasilitasi pemerintah AS melalui program rutin tahunan yang diberikan kepada jurnalis untuk melihat kehidupan Muslim sebagai minoritas di sana.
Selama tiga pekan, kedua jurnalis TV tersebut mengunjungi dua kota besar di AS, Los Angeles dan Michigan. Keduanya dipertemukan dengan berbagai komunitas Muslim yang ada di sana, termasuk mendapat kesempatan untuk melakukan peliputan di dalam penjara.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
“Melihat dari Muhammad Khan (salah satu relawan pembimbing dalam penjara) saya rasa dakwah ini cukup efektif, karena dari pembicaraan satu ke yang lainnya di dalam penjara mereka jadi tahu tentang Islam dan menjadi mualaf,” ujar Fakhrozi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Penjara di AS memiliki program semisal bimbingan rohani semua agama untuk para napi, termasuk para tahanan Muslim yang berjumlah kurang lebih 20-an. Setiap Jumat setelah melaksanakan shalat Jumat, relawan pembimbing melakukan diskusi dan pembelajaran mengenai Islam, salah satunya diskusi tentang Islam sampai belajar membaca huruf Al-Quran.
“Dari penghujung 2015 sampai 2016 setidaknya ada enam orang yang menjadi Mualaf setelah mempelajari Islam di dalam penjara yang saya kunjungi,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai pengaruh calon presiden Donald Trump yang kontroversial karena dikenal mendiskriminasikan Islam dalam pidato-pidatonya, pria yang disapa Ozi itu mengungkapkan tidak ada pengaruh besar Trump terhadap kehidupan Muslim di sana.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Meskipun banyak yang setuju dengan program Trump, tapi saya lihat banyak yang menjadikan Trump sebagai bercandaan,” tambahnya.(L/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza