Istanbul, MINA – Jurnalis dari sekitar 60 negara negara menyerukan upaya bersama untuk membersihkan kesalahpahaman tentang perjuangan Palestina dan membela warga Palestina yang hidup di bawah penjajahan Israel.
“Sebagai seorang wartawan, salah satu tugas saya adalah menyajikan berita dan membela perjuangan Palestina,” ujar Martin Lejeune, seorang jurnalis Jerman, mengatakan kepada Anadolu Agency yang dikutip MINA, Senin (19/11).
Dia mengatakan, penjajah Israel berusaha untuk mengubah penyebab sebenarnya dari konflik Palestina-Israel. Menurutnya, membela perjuangan Palestina oleh seorang wartawan dapat dicapai dengan melakukan jurnalisme yang akurat dan dengan mengatakan yang sebenarnya.
“Tidak ada waktu untuk kehilangan karena melakukan liputan yang akurat tentang Palestina; orang-orang mati setiap hari dan menderita karena pendudukan Israel,” kata Lejeune.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ia memberikan contoh tentang fakta yang terdistorsi saat meliput masalah Palestina, Lejeune mengutip penggunaan istilah “perbatasan” saat meliput protes Palestina di Gaza terhadap penjajahan Israel selama puluhan tahun.
“Media dunia menggunakan istilah perbatasan saat meliput protes mingguan di Gaza, tetapi pada kenyataannya, tidak ada perbatasan; yang ada hanya pagar keamanan dan pos pemeriksaan yang didirikan oleh pasukan Israel,” katanya.
Sejak akhir Maret, lebih dari 200 warga Palestina telah tewas dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel selama protes anti-pendudukan dekat pagar keamanan Gaza dengan Israel.
Jurnalis Jerman itu berada di antara ratusan jurnalis, akademisi dan penulis dari sekitar 60 negara di seluruh dunia yang berkumpul di Istanbul pada Sabtu-Ahad (18-19/11) untuk konferensi besar tentang Palestina. Salah seorang peserta konferensi adalah Wartawan Kantor Berita MINA Rifa Berliana Arifin dari Indonesia.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Konferensi yang diselenggarakan oleh Forum Internasional Palestina untuk Media dan Komunikasi berbasis di Beirut, pertemuan dua hari itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang Palestina. Ratusan wartawan, akademisi, dan penulis berkumpul di Istanbul untuk meningkatkan kesadaran dunia tentang Palestina.
Lejeune mengatakan, keikutsertaannya dalam konferensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterampilan jurnalistiknya mengenai liputan berita pro-Palestina.
Media digital
Farrah Adeeba Asyraf, seorang wartawan Malaysia juga menyerukan upaya kolektif untuk meningkatkan kesadaran akan masalah Palestina di berbagai media.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Kami membutuhkan upaya terpadu untuk menyusun strategi rencana, mengidentifikasi kelemahan dan bekerja dengan cara yang relevan, terutama di media sosial,” katanya.
Menurutnya, sudah banyak orang-orang yang tidak lagi menonton media televisi sekarang. Saat ini semua orang selalu fokus dengan handphone mereka.
“Ada peluang besar untuk membela Palestina melalui platform media digital,” kata wartawan Malaysia itu.
“Kami selalu menggunakan smartphone kami. Saya percaya ini adalah metode paling mendasar untuk menyebarkan informasi sekarang,” ujarnya.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Selain itu, produser dan peneliti Sudan Mohmmed Sheik Idrees, menggaris bawahi pentingnya media digital dalam menyebarkan informasi yang benar tentang akar penyebab konflik Palestina-Israel.
Menurutnya, platform media digital telah menjadi metode terbesar dalam menciptakan kesadaran masyarakat. Sudah seharusnya para aktivis atau pun wartawan menggunakan metode ini dengan tujuan membela Palestina dan rakyatnya.
Dia mengungkapkan, konferensi Istanbul tentang Palestina dan acara serupa akan membantu menyampaikan suara kebenaran untuk keadilan Palestina serta menjadi bukti perhatian utama bagi umat manusia secara keseluruhan.
Database untuk Palestina
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Wartawan Brazil Fabio Jose Bosco mengatakan dia berpartisipasi dalam konferensi Istanbul untuk membangun strategi agar membela perjuangan Palestina melalui wacana media yang dikembangkan.
“Kami tahu bahwa media memainkan peran besar dan kami berkumpul di sini dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman,” katanya kepada Anadolu Agency.
Bosco mengatakan, dia akan kembali ke Brasil dengan pengetahuan yang lebih baik tentang Palestina.
“Saya mengatakan kepada penyelenggara konferensi Istanbul bahwa pertemuan semacam itu harus diadakan di berbagai belahan dunia,” katanya.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Ia menegaskan, permasalahan Palestina bukan hanya masalah orang Palestina atau orang Arab saja, itu adalah masalah kemanusiaan.
Pembuat film dari Italia Monica Maurer juga mengatakan, ia mengambil bagian dalam konferensi pro-Palestina untuk berbagi pengalamannya dengan para pembuat film muda lainnya dari Palestina dan negara-negara lain.
“Saya memiliki pengalaman dalam menunjukkan dan memulihkan film-film Palestina serta memberikan bantuan dalam menciptakan arsip nasional Palestina,” katanya.
Maurer pernah membuat delapan film tentang peristiwa dan masalah yang ada di Palestina, enam dari filmnya itu diproduksi untuk cinema-cinema Palestina.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
“Ada banyak inisiatif yang tersebar mengenai Palestina. Semua ini harus bersatu sebagai database besar pertama untuk Palestina,” kata pembuat film yang berasal dari Italia itu.
Menurutnya, terdapat strategi untuk menghilangkan sejarah Palestina yang dilakukan oleh Israel. Maka ia menilai, pembuatan film ini menjadi sangat penting untuk mengingatkan memori kolektif tentang Palestina. (T/Ais/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih