Palu, MINA – Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Jusuf Kalla mengingatkan para dai, ulama dan imam untuk mengkombinasikan ilmu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat dalam menyampaikan materi dakwah.
Dengan kombinasi dua pengetahuan tersebut, JK yakin, umat Islam di Indonesia akan lebih mudah mencapai kehidupan Baldatun tayyibatun warabbun gafur.
“Saat ini jangan hanya masalah akidah, akhlak yang disampaikan, tapi harus mengkombinasikan dengan ilmu kehidupaan, ilmu perniagaan, ilmu pertanian dan ilmu kemajuan baru lainnya,” tegas JK saat bersilaturrahmi dengan para peserta pelatihan dai, imam dan santri di Ponpes Insan Cita, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (25/11).
Menurut JK, pengetahuan para dai, ulama maupun imam juga perlu ditingkatkan sesuai perkembangan zaman.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Berawan, Sebagian Wilayah Hujan Ringan
Para penceramah harus bisa menyampaikan pentingnya umat Islam mengejar kehidupan dunia. Sebab itu sesuai dengan doa-doa yang selama ini digaungkan oleh umat Islam, atau yang biasa disebut dengan doa sapu jagat
“Di ujung doa pasti yang kita minta adalah kehidupan dunia baru kehidupan akhirat. Itu berarti, kehidupan dunia yang baik baru akan mudah mencapai kehidupan akhirat yang lebih baik. Itu baru baldatun tayyibatun warabbun gafur,” ungkap pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan tersebut.
Untuk mewujudkan hal itu, JK mengusulkan agar kegiatan pelatihan dai, tidak hanya untuk melancarkan bacaan Quran, tajwid serta materi keagamaan lainnya. Sebaiknya pada kegiatan-kegiatan selanjutnya menghadirkan insinyur pertanian, ahli ekonomi islam, perkoperasian, peternakan dan ilmu lainnya.
“Ilmu ini bisa menjadi modal bagi penceramah untuk meningkatkan produktvitas di masyarakat. Dulu marak soal perkoperasian tapi banyak yang ambruk. Nah, jika para penceramah yang menyampaikan perkoperasian akan lebih mudah diterima masyarakat karena dilengkapi dengan dalil-dalil,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Polri Kirim Pasukan Perdamaian PBB ke Afrika Tengah
Saat ini, JK menyadari, jika perekonomiana umat Islam Indonesia tertinggal jauh dan lebih banyak dikuasai oleh pengusaha nonmuslim.
Bagi JK, kondisi tersebut berdampak pada kemampuan sebagian masyarakat Indonesia yang tidak mampu melaksanakan rukun Islam ke 4 dan 5.
“Rukun Islam 4 dan 5 itu butuh kemampuan perekonomian. Sama halnya kita selalu gembar gemborkan soal potensi pajak tapi pemasukan selalu kurang. Kenapa? Karena penerima zakat lebih banyak dibanding pembayar zakat,” ujar Ketua Umum PMI tersebut.
Olehnya itu, JK juga mengingatkan para peserta pelatihan dai dan santri tersebut untuk mencontoh kehidupan Rasulullah Muhammad SAW.
Baca Juga: Pastikan Kesiapan Penyelenggaraan Haji 2025, Kepala BP Haji Tinjau Langsung Armuzna di Makkah
JK menegaskan, kehidupan Rasulullah lebih lama menjadi pedagang dibanding menjadi Rasul.
Lebih jauh JK juga memaparkan, Indonesia membutuhkan tidak kurang dari 1 juta dai, imam maupun ulama. Jumlah tersebut untuk memenuhi jumlah masjid dan mushallah di Indonesia yang berjumlah tidak kurang dari 800 ribu unit.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amerop Business Academy 2025 Tempa Generasi Muda Indonesia Hadapi Tantangan Bisnis Global