Jutaan Orang di Bangladesh dan India Menunggu Bantuan Usai Banjir Mematikan

Dhaka, MINA – Pihak berwenang di Bangladesh dan India timur laut yang dilanda banjir pada Senin (20/6) bergegas memberikan bantuan kepada lebih dari sembilan juta orang, yang terdampar setelah hujan lebat yang menewaskan sedikitnya 54 orang di kedua negara Asia Selatan tersebut, kata para pejabat.

Hujan muson di dataran rendah Bangladesh telah memicu bencana banjir di timur laut divisi administrasi Sylhet, menyebabkan seperempat dari 15 juta penduduknya terdampar di tengah air yang naik dengan cepat dan sungai yang meluap.

“Banjir ini adalah yang terburuk dalam 122 tahun di wilayah Sylhet,” kata Atiqul Haque, Direktur Jenderal Departemen Penanggulangan Bencana Bangladesh.

Situasi di Sylhet telah diperburuk oleh air yang mengalir turun dari perbukitan di sekitar negara bagian Meghalaya India, termasuk beberapa daerah terbasah di dunia seperti Mawsynram dan Cherrapunji yang masing-masing menerima lebih dari 970 mm (38 inci) hujan pada hari Ahad (19/6), menurut data pemerintah.

Sekitar 300.000 orang telah dipindahkan ke tempat penampungan di Sylhet, tetapi lebih dari empat juta orang terdampar di dekat rumah mereka yang terendam, menambah tantangan bagi pihak berwenang untuk memberikan bantuan, termasuk air minum dan persediaan medis.

“Situasinya masih mengkhawatirkan,” kata Mohammad Mosharraf Hossain, kepala administrator divisi Sylhet kepada media Inggris melalui telepon.

Di Negara Bagian Assam, India, di mana sedikitnya 26 orang tewas sejak hujan lebat turun sekitar dua pekan lalu, air banjir mulai surut, kata pihak berwenang.

Tetapi 4,5 juta orang telah dipaksa mengungsi, dengan sekitar 220.000 tinggal di tempat penampungan sementara yang dikelola oleh pemerintah. Lebih dari satu juta hektar lahan pertanian telah terendam banjir.

“Sekarang tantangan terbesar adalah menjangkau para pengungsi dan memberi mereka bahan-bahan bantuan,” kata Menteri Sumber Daya Air Assam Pijush Hazarika. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.