Ankara, MINA – Upacara nasional untuk menandai ulang tahun kedua upaya kudeta yang gagal 15 Juli 2016 dan untuk mengenang para pahlawan yang gugur saat melindungi demokrasi dari komplotan kudeta, digelar sepanjang Ahad (15/7) dengan berbagai acara.
Jutaan warga dan pejabat tinggi hadir dalam pawai akbar itu.
Presiden Tayyip Erdogan yang baru saja memenangkan pemilihan Presiden sesuai dengan undang-undang baru, menghadiri rangkaian acara ini sejak pagi hari.
Erdoga membaca ayat-ayat Al Qur’an dalam acara pagi.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Berkumpul di distrik-distrik di sisi Asia İstanbul, Minggu pagi, termasuk Beylerbeyi, Cengelkoy, Altunizade, dan Kisikli, jutaan orang berbaris menuju Jembatan Martir 15 Juli yang ikonik di Istanbul untuk menghadiri acara peringatan. Demikian Daily Sabah melaporkan.
Jembatan Martir 15 Juli ditutup untuk lalu lintas pada pukul 14.00 waktu setempat sebagai bagian dari persiapan untuk upacara peringatan. Jembatan di seberang Bosporus yang menghubungkan sisi Eropa dan Asia di Istanbul, adalah bagian dari rencana Pawai Persatuan Nasional, mulai pukul 18.00 sore.
Presiden Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan jutaan orang yang berkumpul di jembatan di atas Selat Bosporus. Berbicara di jembatan, Erdogan mengatakan bahwa upaya kudeta 15 Juli telah membuktikan kematangan demokrasi Turki dan negara telah menutup bab kudeta, tidak pernah dibuka kembali.
Presiden juga berjanji untuk tidak melupakan negara-negara tertentu yang diam selama kudeta bukannya menunjukkan dukungan kepada demokrasi Turki.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pada malam 15 Juli 2016, sekelompok kecil junta, yang dituduh menjadi anggota Kelompok Teroris Gulen (FETO), berusaha menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis dan membunuh Erdogan, yang sedang berlibur di provinsi Mugla barat daya.
Para komplotan kudeta, yang menggunakan persenjataan berat, termasuk jet tempur, helikopter dan tank, melawan rakyat prodemokrasi yang turun ke jalan-jalan, menewaskan 250 orang dan melukai lebih dari 2.200 orang.
Program Erdogan dimulai lebih awal pada Ahad ini, dengan menghadiri peringatan di Masjid Bestepe Millet di Ankara, diikuti dengan pembukaan Monumen Martir 15 Juli di kompleks kepresidenan. Upacara itu dihadiri oleh banyak pejabat tinggi dan keluarga korban dan korban upaya kudeta yang gagal.
Presiden kemudian bertemu dengan para korban dan orang yang selamat dari percobaan kudeta yang gagal di Kompleks Presiden.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Organisasi teroris FETO bertujuan untuk merusak persatuan dan masa depan Turki, sama seperti organisasi teroris PKK dan Daesh,” kata Erdogan.
Dia juga bersumpah untuk menumpas setiap sel organisasi teroris FETO yang dipimpin oleh Fetullah Gulen, yang telah tinggal di pengasingan di Pennsylvania, AS, sejak 1999.
Sementara itu, Ketua Parlemen Binali Yildirim, yang merupakan salah satu tokoh teratas yang ditargetkan di malam kudeta, juga menghadiri upacara di Ankara.
Dia mengatakan bahwa mereka ingin tetap menghidupkan semangat 15 Juli dan menjadikan persaudaraan, persatuan dan solidaritas di antara semua warga Turki abadi.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Peringatan 15 Juli ini juga diadakan kedutaan-kedutaan Turki di negara-negara sahabat termasuk di Jakarta, Indonesia. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu