Amsterdam, MINA – Kabinet Belanda mengundurkan diri di tengah skandal yang membuat ribuan keluarga secara keliru dituduh melakukan penipuan kesejahteraan anak.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengumumkan pengunduran diri Kabinetnya dalam pidato pada hari Jumat (15/1).
Ia mengatakan tanggungjawab atas kekeliruan itu “pada akhirnya terletak pada Kabinet yang sedang menjabat dan tidak di tempat lain,” demikian dikutip dari CNN.
Sekitar 10.000 keluarga di Belanda diperintahkan untuk membayar kembali puluhan ribu Euro subsidi yang telah diberikan setelah secara keliru dituduh melakukan penipuan kesejahteraan anak.
Baca Juga: Jenderal Israel Terancam Ditangkap karena Perlakukan Warga Palestina Seperti Binatang
Rutte menyampaikan pidatonya setelah publikasi laporan oleh Komite Interogasi Parlemen tentang Tunjangan Pengasuhan Anak, yang disebutnya “sangat tangguh, tetapi adil.”
“Pada semua tingkatan di seluruh sistem politik-administrasi-hukum, kesalahan telah dibuat yang mengakibatkan ketidakadilan yang besar bagi ribuan orang tua,” katanya.
Perdana Menteri Belanda itu menegaskan bahwa kompensasi finansial untuk orang tua yang terkena dampak adalah “hal pertama yang perlu diatur dengan baik.”
“Kami akan terus mengerjakan kompensasi cepat dan perbaikan yang dibutuhkan untuk masa depan,” ujarnya.
Baca Juga: Ukraina Tangkap Tentara Korea Utara di Perbatasan
Pemilihan untuk pemerintahan baru akan berlangsung pada pertengahan Maret.
Dia mengatakan, sampai saat itu pemerintahan yang ada akan tetap berjalan dan “dapat diharapkan untuk melakukan apa yang diperlukan untuk kepentingan nasional.”
Rutte telah menjadi PM selama lebih dari satu dekade sejak Oktober 2010. Jika partainya memenangkan pemilihan, dia akan dapat membentuk pemerintahan baru.
Berbicara kepada rakyat Belanda, Rutte juga mengatakan “perjuangan kita melawan virus corona terus berlanjut.” (T/R7/P1)
Baca Juga: Universitas Stockholm Dinyatakan Bersalah Lakukan Diskriminasi kepada Mahasiswi Turkiye
Mi’raj News Agency (MINA)