إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ
Artinya, “Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (Qs Al-Mumtahanah: 2)
Penjelasan:
Setidaknya ada beberapa penjelasan terkait ayat 2 surat Al-Mumtahanah di atas antara lain sebagai berikut.
Pertama, Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang mengangkat orang kafir sebagai wali kaum muslimin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan, mengapa Dia melarang kaum muslimin membocorkan rahasia kepada kaum kafir. Jika mereka, orang-orang kafir yang memusuhi kamu, menangkap kamu atau mengalahkan kamu dalam perang, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagi kamu dengan berbuat kezaliman di luar batas kemanusiaan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
Oleh karena itu, orang kafir yang membenci Islam dan kaum muslimin tidak bisa dijadikan sahabat setia; lalu melepaskan tangan mereka dengan tindakan dan lidahnya dengan kata-kata kasar, untuk menyakiti perasaan kamu, menghujat ajaran Islam, mereka sangat menginginkan agar kamu kembali kafir mengikuti keyakinan mereka.
Kedua, orang-orang kafir mengusir Rasul Allah dan kaum muslimin. Seperti terjadi pada masa ke-Khalifahan Abbasiyah, pasukan sekutu mereka di bawah pimpinan Hulagu Khan. Tujuan utama ekspedisi Hulagu ke Timur Tengah adalah untuk mendirikan imperial kokoh (kini Toluid) yang mengendalikan daerah ini dan memperluas kekaisaran. Namun tidak secara langsung menggulingkan Abbasiyah yang sebelumnya telah tunduk kepada mereka.
Jadi, jika orang-orang kafir mempunyai jasa sekalipun, tetap tidak bisa di jadikan wali kaum muslimin. Di kalangan kita masih umat Islam membuat perjanjian terhadap orang-orang kafir seperti banyak terjadi. Bahkan, musuh-musuh Allah membunuh kaum muslimin dengan tangan mereka, memenggal, dan merampas harta kaum muslimin di Palestina.
Tujuannya orang kafir adalah untuk merusak aqidah kaum muslimn. Mereka sangat senang bila orang beriman menjadi bagian dari mereka (kafir). Mereka juga menakut-nakuti kaum muslimin untuk menjadi kafir.
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
Ketiga, hubungan kerabat. Hubungan kerabat antara orang Islam dan kafir. Hubungan anak dan orang tua pada hari kiamat nanti, mereka akan dipisahkan tidak akan dipertemukan. Jangan dicampurkan antara hubungan kerabat dengan keimanan seseorang.
Inilah yang menjadi peringatan besar bagi orang beriman terutama hubungan keluarga dengan orang kafir. Namun, Allah menegaskan jika dia bapakmu, ibumu, anakmu, saudaramu tetaplah jaga hubungan silaturahim jangan dicampur adukan dengan hubungan akidah.
Bersambung…
(A/R03/RS3)
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Mi’raj News Agency (MINA)