Mekkah, MINA – UNESCO telah memasukkan kaligrafi Arab dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan pada hari Selasa (14/12).
Pengakuan tersebut menyusul nominasi yang dipimpin Saudi yang mencakup 16 negara berbahasa Arab. Kerajaan telah mendeklarasikan tahun 2020 dan 2021 sebagai “Tahun Kaligrafi Arab”, yang salah satunya adalah seruan agar bentuk seni tersebut dimasukkan dalam daftar UNESCO, MEMO melepaorkan pada Kamis (16/12).
Menanggapi pengumuman tersebut, Menteri Kebudayaan Saudi Pangeran Badr Bin Abdullah Bin Farhan mengatakan: “Kami menyambut baik prasasti kaligrafi Arab, yang merupakan hasil dari Kerajaan yang memperjuangkan aspek berharga dari budaya asli Arab ini.”
Menurut sebuah pernyataan oleh badan PBB itu, kaligrafi Arab adalah praktik artistik tulisan tangan tulisan Arab dengan cara yang mengalir untuk menyampaikan harmoni, keanggunan dan keindahan.”
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Situs web UNESCO mendefinisikan warisan budaya takbenda sebagai faktor penting untuk menjaga keragaman budaya dalam menghadapi globalisasi yang berkembang.Pentingnya bukanlah manifestasi budaya itu sendiri melainkan kekayaan pengetahuan dan keterampilan yang ditransmisikan melaluinya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Kelenturan tulisan Arab menawarkan kemungkinan tak terbatas, bahkan dalam satu kata, karena huruf dapat diregangkan dan diubah dengan berbagai cara untuk menciptakan motif yang berbeda,” kata UNESCO.
Menurut sebuah situs web yang focus dalam bentuk seni, kaligrafi Arab dimulai dengan versi tertulis pertama dari Al-Qur’an oleh Zaid Ibn Tsabit selama kekhalifahan Utsman Ibn Affan (644-656 M). Versi ini ditulis menggunakan skrip Jazm, pendahulu awal skrip Kufi.
Perkembangan awal aksara Arab berlanjut pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus dengan arsitektur ikonik dan kaligrafi pada Masjid Kubah Batu (Kubah As sakhra) di Yerusalem.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kaligrafi Arab termasuk di antara 35 entri baru dalam daftar, yang juga termasuk bordir Palestina dan tradisi falconry berusia 4.000 tahun yang masih dipraktikkan di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara Teluk. (T/R7/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu