Kanada Umumkan Dana Tambahan CAN$2,55 juta Bantu Rohingya

Foto: World Bulletin

Ottawa, MINA – Pemerintah telah mengumumkan dana tambahan sebesar CAN$2,55 juta (sekitar Rp24 miliar) untuk membantu para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar, media Kanada melaporkan pada Jumat (15/9).

Bantuan financial tersebut dikeluarkan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan sebuah permohonan mendesak untuk bantuan kemanusiaan bagi sekitar 400.000 Muslim Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh sejak pasukan Myanmar melancarkan operasi militer.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra’ad al-Hussein menyebut tindakan keras aparat Myanmar terhadap komunitas Rohingya merupakan ‘contoh buku teks pembersihan etnis’, World Bulletin melaporkan yang dikutip MINA, Sabtu (16/9).

Bantuan itu menyusul sebuah pembicaraan telepon antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. Trudeau mengungkapkan ‘keprihatinan mendalam’ atas penganiayaan orang Rohingya, minoritas di negara mayoritas penganut Buddha.

Kata-kata Trudeau digaungkan dalam sebuah pernyataan dari Menteri Pembangunan Internal Kanada Marie-Claude Bibeau.

“Kanada masih sangat prihatin dengan kekerasan di Negara Bagian Rakhine dan arus pengungsi lebih dari 375.000 orang ke Bangladesh sejak akhir Agustus,” kata Bibeau.

“Dukungan yang diumumkan Kanada hari ini akan membantu mitra memberikan bantuan untuk orang yang melarikan diri dari kekerasan,” ujarnya.

Uang tersebut, yang akan diberikan kepada PBB untuk didistribusikan ke lembaga bantuan, akan menargetkan para pengungsi paling rentan atau tidak mampu menghadapi krisis, seperti wanita, ibu yang baru melahirkan, dan anak balita.

Kanada sebelumnya telah berkomitmen menyalurkan dana sebesar CAN$6,63 juta untuk orang-orang yang sedang dalam kesulitan di Myanmar dan Bangladesh.

Tambahan dana sebesar CAN$2,55 juta dari Kanada menyusul pengumuman bantuan sebesar US$ 4.3 juta oleh Komisi Eropa pecan ini. PBB telah mengajukan permohonan sebesar US$77 juta.

Ketika militer Myanmar mengatakan mereka hanya menargetkan gerilyawan Rohingya, Al-Hussein mencemooh pernyataan tersebut, dengan mengatakan citra satelit dengan jelas menunjukkan militer membakar desa-desa Rohingya.

Sekitar 400.000 orang yang telah melarikan diri dari Myanmar sejak tindakan keras aparat keamanan Myanmar yang dimulai 25 Agustus.

Pasukan Myanmar dan massa Buddha membunuh pria, wanita, dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya. Menurut Bangladesh, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan keras tersebut.

Turki telah berada di garis depan dalam memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia akan mengangkat isu tersebut di PBB.

(T/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.