Jakarta, MINA – Novelis Habiburrahman El-Shirazy mengatakan, waktu merupakan modal utama penulis dalam meraih kesuksesan dan sebaik-baik waktu adalah orang yang memanfaatkannya dalam kebaikan.
“Ulama terdahulu sangat menghargai waktu, menuntut ilmu, membaca dan menulis. Sebagian ulama paling sedih jika sampai waktunya makan. Karena makan sangat lama bagi mereka dan ini menyebabkan kelalaian, ujar ulama pada saat itu. Mereka makan pada saat sahur hanya satu kali sehari. Seperti itulah para ulama kita menjaga waktu,” kata novelis yang akrab disapa Kang Abid ini.
Hal itu disampaikan Kang Abid pada acara Santri Menulis “Santri Writer Summit” , yang mengangkat tema “Writer for Peace: Spreading Peace Through Literature”, yang berlangsung di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Depok selama Sabtu dan Ahad, 28-29 Oktober.
Kang Abid melanjutkan, Allah mengajari manusia apa yang belum diketahui, mebaca dan menulis merupakan satu paket.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Membaca dan menulis amanah Allah, dalam surat Al-Alaq ada 5 ayat, itu tidak dapat dipisahkan. Membaca dan menulis adalah perintah Allah serta ibadah,” imbuhnya.
Dia menambahkan, dalam Islam terkait waktu tidak hanya shalat, ibadah dalam Islam terkait dengan waktu sangat banyak, harusnya manusia di dunia harus menghargai waktu dan paham betul waktu.
“Ada dua hal manusia yang tertipu, kesehatan dan waktu luang. Ulama dahulu menjadikan menulis sebagai amalan jariyah, sebagian menjadikan fardhu ain. Ulama kita luar biasa, hidupkan kembali ruh literasi membaca dan menulis, dan jadilah para ulama sebagai peta hidup kita dalam meraih kesuksesan,” jelasnya.
Komunitas Santrinulis tergabung dalan santrinulis.com yang merupakan sebuah media berbasis web/portal untuk komunitas penulis muda muslim mengasah keterampilan menulis dengan berbagai tulisan baik opini, tips, catatan perjalanan, cerita fiksi, dan lain-lain.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Sejak tahun 2012, jumlah anggota Santrinulis.com terus bertambah hingga saat ini berjumlah sekitar 2.000 orang yang tidak dibatasi usia, profesi ataupun latar belakang pendidikannya.
Santrinulis mempunyai misi untuk menjadi media masyarakat yang potensi dan terpercaya dalam mengembangkan serta mempublikasikan karya tulis mereka.
Dengan terus berupaya mendorong pemuda/pemudi muslim untuk berani tampil di tengah-tengah masyarakat penulis-penulis muda baru.
Memberikan pengetahuan informasi, dan kontribusi positif melalui karya tulis, berita, cerita, riset, dalam semua media tulisan baik di sosial media, majalah, jurnal, buku, dan lain-lain, dengan menjunjung tinggi pengetahuan, akhlak, dan perdamaian.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Untuk itu Santrinulis terus menggalakkan kegiatan-kegiatan seperti pelatihan menulis, seminar, kelas menulis intensif, 30 hari Menulis Buku, dan menerbitkan buku melalui penerbit “Santrinulis PENERBIT”. (L/R07/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan