Berlin, 4 Rajab 1438/ 2 April 2017 (MINA) – Kanselir Jerman Angela Merkel memuji upaya Turki dalam mendukung jutaan pengungsi di Suriah dan Irak, serta mendesak negara-negara Uni Eropa (UE) untuk membantu berbagi beban menangani masalah pengungsi ini, Anadolu Agency melaporkan.
“Uni Eropa telah lama mengabaikan tanggungjawab kemanusiaan bagi pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Timur Tengah,” kata Merkel saat berbicara di pertemuan puncak para pemimpin konservatif Eropa di Malta, demikian IINA dikutip Mina, Ahad (2/4).
Ia menambahkan, yang benar adalah kita melihat jauh, di mana kelalaian Uni Eropa, sementara Turki, Lebanon, dan Yordania telah lama berjuang sendiri untuk mengatasi masuknya negara tetangga dari Suriah.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Meskipun semua kritik kita ada pada Turki yang menangani tiga juta pengungsi tapi Eropa akan mendukung Turki dalam hal ini,” kata wanita pemimpin Jerman itu.
Merkel memperjuangkan kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki tahun lalu untuk membendung arus ilegal pengungsi di seluruh Laut Aegea, dan membantu kondisi jutaan pengungsi yang berada di Turki.
Berbagai langkah telah berhasil menekan arus pengungsi ke Eropa, tapi pihak berwenang Turki telah menuduh Uni Eropa tidak menghormati komitmennya memberikan bantuan pendanaan yang dijanjikan untuk proyek-proyek pengungsi.
Demikian pula maraknya penentangan dari beberapa negara Uni Eropa untuk relokasi pengungsi, kurangnya kemajuan dalam pembicaraan untuk mempercepat keanggotaan Turki dalam Uni Eropa dan tak terwujudnya komtmen bebas visa perjalanan untuk warga Turki.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Tambah lagi dengan ketegangan politik baru-baru ini antara Turki dan mitra Uni Eropa telah lebih jauh meningkatkan keraguan tentang masa depan perjanjian pengungsi Turki dengan Uni Eropa, seingga Ankara mungkin mempertimbangkan kembali perjanjian masalah pengungsi tersebut.
Jerman menerima 890.000 pengungsi pada tahun 2015, namun jumlah pencari suaka turun menjadi 280.000 pada tahun 2016 setelah perjanjian Uni Eropa-Turki menjadi efektif.
(T/R12/ P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas