Jakarta, MINA – Kapal Kemanusiaan Lembaga Nirlaba Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada Sabtu (30/1) lepas dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, membawa 1.000 ton bantuan korban banjir bandang Kalimantan Selatan.
Bantuan tersebut terdiri dari bahan pangan, pakaian, popok bayi dan lansia, selimut, terpal, tenda dan logistik lainnya, berasal dari masyarakat DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, demikian keterangan yang diterima MINA.
Belasan kota/kabupaten di Kalimantan Selatan terendam banjir hingga setinggi atap rumah pada Januari 2021 ini. Per Kamis (28/1), BPBD Kalimantan Selatan mencatat, 11 kabupaten/kota terendam banjir, lebih dari 627 ribu jiwa terdampak, 24 orang meninggal dunia, 712.129 jiwa terdampak dan sekitar 63 ribu jiwa mengungsi akibat banjir.
Sebelas kota/kabupaten yang terdampak banjir di antaranya Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Tapin.
Warga Kalimantan Selatan yang harus bertahan hidup dengan segala kondisi yang ada, ekonomi belum pulih, kegiatan belajar mengajar belum berjalan, stok kebutuhan darurat semakin terbatas. Oleh karenanya, ACT merangkul berbagai elemen bangsa untuk melayarkan bantuan pangan dan logistik bagi saudara di Kalsel melalui program Kapal Kemanusiaan.
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin menyampaikan, musibah ini membuat kita semua kembali mendekatkan diri kepada Allah. Rentetan bencana alam yang terjadi merupakan ujian, di mana hikmah-hikmah kehidupan terkandung.
“Semoga Kapal Kemanusiaan ini bukan sekadar sensasi tapi sebagai bentuk kebesaran kepedulian dalam urusan kemanusiaan, dan tolong-menolong. Bangsa yang hebat dengan energi gotong royongnya. Hanya memerlukan keseriusan kita menghadapinya, sekaligus menjadi teguran bahwa jangan saling menyalahkan antar elemen bangsa. Terlebih, bencana alam berdampak pada kemiskinan dan bencana ekonomi,” ungkapnya.
Pelayaran Kapal Kemanusiaan merupakan bagian rangkaian penanganan tanggap darurat di Kalimantan Selatan. Kebutuhan pangan menjadi hal yang diperlukan korban bencana di fase tanggap darurat. Jumlah pengungsi saat ini masih sekitar 63 ribu jiwa.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Marzuki Ali, Ketua Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) pun juga menyampaikan pesannya bahwa bencana ini menjadi salah satu teguran dari Tuhan yang Maha Esa.
“Pelepasan bantuan ini sebagai bentuk solidaritas sosial dan kemanusiaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, ini jangan keterusan, harus ada perbaikan-perbaikan tata kelola terkait urusan-urusan alam ini. Kita punya kewajiban untuk menjaga alam ini,” ungkapnya dalam pidato pelepasan Kapal Kemanusiaan di Surabaya.
Kami memohon doa dan dukungan terbaik dari Sahabat Dermawan agar kapal ini dapat berlayar dengan lancar sampai ke tujuan. Sehingga, saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir, dapat menerima amanah kedermawanan dari para donatur. www.indonesiadermawan.id/KapalKalsel . (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio