Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KAPITALISME YAHUDI MENELAN AMERIKA DAN EROPA

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 26 Agustus 2015 - 19:13 WIB

Rabu, 26 Agustus 2015 - 19:13 WIB

898 Views

Yayan DNS

Yayan DNS

Oleh: Yayan DNS, Pemerhati Politik dan Sejarah Islam

Pengantar

Semula, dunia mengira, bahwa Amerika Serikat adalah kiblat ekonomi Dunia dan super power tunggal setelah runtuhnya Uni Soviet. Eropa dengan predikat MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) yang berkonotasi ‘kemakmuran’, adalah dua benua gemerlapan yang secara wujud fisik sangat mengagumkan dan memesona.

Sementara di luar kawasan itu mereka namakan sebagai Negara-Negara terbelakang dan negara Negara-Negara berkembang (kelas bawah) dibanding mereka.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Predikat-predikat itu sengaja dirancang dengan format sedemikian rupa supaya nampak seolah-olah benar, faktual dan original. Tidak siapapun pada awalnya yang mengira, bahwa itu adalah semu, karena secara fisik nampak nyata.

Deklarasi live, liberty dan happinies, hak hidup, kebebasan dan kebahagiaan, telah menjadi pola pikir yang menggiring bangsa Amerika dan Eropa pada perlombaan pola hidup konsumtif dan mewah-mewahan.

Seiring dengan itu, dibukalah pintu masuk segala bentuk kemudahan untuk memperoleh kredit lewat jasa Bank milik para Bankir Yahudi. Kemudahan kredit tidak hanya diarahkan pada sektor produktif, tapi juga pada segala bentuk pelayanan yang bersifat konsumtif. Sehingga dengan itu terciptalah kehidupan masyarakat dan bangsa yang glamour di atas tumpukan utang yang melilit sekujur tubuh.

Barat Stress

Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina

Amerika Serikat adalah Negara Adi Daya tunggal setelah Negara tirai besi Uni Soviet runtuh dihempas badai Glasnotz dan Perestrorica, kebebasan dan keterbukaan, tahun 1992. Saat itu Gorbacheve ditampilkan sebagai tokoh idola gerakan dalam kapasitasnya sebagai Presiden Negara raksasa tersebut. Runtuhnya Uni Soviet disebut-sebut sebagai kemenangan ‘Demokrasi’.

Lalu 20 tahun kemudian, tepatnya tahun 2012 menyusul bangkrutnya ekonomi Amerika Serikat secara tragis dan dramatis. Tidak kurang dari 30 triliun dolar AS (senilai 420 ribu triliun rupiah!) utang AS ke bank-bank milik Yahudi yang belum mampu dibayar, fasilitas umum di negara adi kuasa itu terpaksa dikurangi 50%, dan lebih dari 170.000 pegawai negeri sipil di-PHK.

Drama mengerikan ini timbul menyusul jatuhnya harga saham di Bursa Efek sebelumnya, hingga titik terendah sepanjang sejarah pasar modal AS, hingga mencapai kurang dari 50%. Ya, bangsa AS telah mengalami stress berat.

max dimonyahudi/">Desain Yahudi

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Publik opini dunia yang menonton adegan dramatis runtuhnya Negara raksasa Uni Soviet dan bangkrutnya Negara Adi Daya Amerika Serikat terjadi karena faktor alami atau sebuah trik  kaum kapilisme Yahudi. Ini sebagaimana ucapan Hamzel Rotchild seorang Bankir Yahudi yang mengatakan, “Berikanlah kepadaku kesempatan untuk mengendalikan ekonomi suatu bangsa, tidak peduli siapapun Penguasanya (Give me control nations economic and I don’t care who right it laws)”.

Masih dalam konteks ini, seorang sejarawan Yahudi bernama Max I. Dimont dalam bukunya “Jews, God and History” yang diterjemahkan oleh Altoro menjadi yahudi/">Desain Yahudi atau kehendak Tuhan”.

Menurut Penulis, semua tindakan makar, munkar dan zalim terhadap rasa keadilan dan kemanusiaan adalah yahudi/">Desain Yahudi, Allah hanya menghendaki segala bentuk kebaikan, ma’ruf dan penuh rahmat bagi semesta alam.

Jadi runtuhnya kedua Negara dan bangsa yang besar itu telah diprogram dan dirancang secara sistimatis dan akurat.

Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina

Masih kata Max I. Demont, “Kunci sukses kaum Yahudi adalah, kaum Yahudi tidak akan melangkahkan kakinya, kecuali menapak di atas program yang terukur dan akurat”. Jadi setiap perubahan besar di dunia, bukan kebetulan.

Lalu, jika runtuhnya Uni Soviet diartikan sebagai kemenangan demokrasi, dan bangkrutnya ekonomi Amerika Serikat dan Negara Negara Eropa itu diartikan sebagai kemengan siapa?

Tipu Daya Yahudi

Ada tiga pepatah Melayu yang mengatakan, “Sepandai-pandai tupai meloncat sekali jatuh juga”, lalu, “Semahir-mahir tukang sulap, sekali waktu  terbongkar pula bohongnya”, dan “Berkali-kali orang bodoh dikibuli, pada akhirnya ia akan sadar, bahwa dia telah ditipu”.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Masih banyak butir kata pepatah lainnya yang dapat dipakai untuk mengkritisi intrik dan tipu daya Yahudi.

Tipu daya kaum Yahudi di Amerika Serikat adalah kemampuan mendustai Penguasa dan bangsa Amerika melalui lobi-lobi budaya suap dengan alasan alasan alibi yang rasional. Tipu daya itu antara lain :

Pertama, di Bidang Sosial Ekonomi. Yahudi menggunakan beragam cara, yaitu :

  1. Untuk menjerat korbannya dengan lilitan utang, para banker Yahudi berdalih “Pinjaman Lunak Bantuan Permodalan”.
  2. Barang barang konsumtif dapat diperoleh dengan cara mudah melalui kredit.
  3. Declaration of independence: Life, Liberty dan Hapynies, Hak hidup, kebebasan dan kebahagiaan digembar gemborkan sedemian rupa sebagai pemenuhan konstitusi, padahal hanya alasan alibi untuk menciptakan pola hidup konsumtif.
  4. Bila kaum kapitalis Yahudi merasa dihambat oleh peraturan peraturan Negara bagian untuk memproteksi Pengusaha lokal, maka buru-buru diantisipasi dengan ide liberalisasi perdagangan melalui perubahan undang undang.
  5. Bila penduduk setempat tidak menyenangi terhadap perilaku Yahudi yang kapitalistik dan menjengkelkan, lalu diadakan pendekatan dan loby loby terhadap yang berwenang untuk membuat undang undang Anti Ras diskriminasi dan persamaan hak.

bank roschildKedua, di Bidang Keuangan dan Perbankan

Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun

Sukses gemilang kaum Yahudi di bidang keuangan dan perbankkan adalah ‘coup’ terhadap hak percetakkan keuangan dari Negara kepada para bankir Yahudi, dengan alasan sebagai berikut :

  1. Cadangan logam mulia (emas) sebagai jaminan seluruh nilai nominal dolar AS yang dimiliki Yahudi berkali lipat dari jumlah cadangan emas yang dimiliki. Ketika di zaman Merkantilisme, abad ke-16 di mana setiap Negara Eropa berlomba-lomba mengumpulkan cadangan emas sebanyak-banyaknya sebagai “Simbol kehormatan negara”, Yahudi mengkoordinir seluruh kegiatannya. Hampir seluruh tambang-tambang emas yang tersebar di dunia sampai kini dimiliki Yahudi yang diatasnamakan Amerika.
  1. Jumlah Bank besar yang dimiliki bankir-bankir Yahudi jauh lebih banyak dari pada Bank yang dimiliki Negara. Adapun Bank bank besar milik Yahudi yang tergabung dalam Holding company antara lain adalah:
  • Rothschilds Bank of London
  • Rothschilds Bank of Berlin
  • Israel Moses Seuf Bank of Italy
  • Warburg Bank of Hamburg
  • Warburg Bank of Amsterdam
  • Lazard Brother of Paris
  • Lehman Brother of New York
  • Kuhn and Loeb Bank of New York
  • Chase Manhattan Bank of New York
  • Goldman-Sachs of New York.

Penutup

Tidaklah salah bila kaum Yahudi merasa punya andil terbesar dalam membangun Negara besar Amerika Serikat dari awal ditemukannya benua ini oleh Christofer Columbus,1492 sampai dengan hari ini.

Dengan modal finansial yang tidak terbatas dan intelektualitas rata-rata di atas suku bangsa kaum emigran lain yang datang dari  Eropa dan benua lain. Begitulah, hegemoni Yahudi di segala bidang selalu berlabel AS. Ini adalah pencitraan sekaligus realita.

Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Fenomena kondisi terpuruknya ekonomi Amerika Serikat dan Eropa sekaranglah jawabannya. Eropa dan AS ternyata telah ditelan oleh gurita Yahudi hingga ke titik nadir kebangkrutannya. Wallahu a‘lam bish-shawwab. (P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Palestina
Internasional
Palestina
Timur Tengah
Amerika