Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karakter Pengusaha Muslim

Widi Kusnadi - Selasa, 18 Juni 2024 - 06:21 WIB

Selasa, 18 Juni 2024 - 06:21 WIB

25 Views

Oleh Widi Kusnadi, wartawan MINA

Seorang pengusaha Muslim adalah mereka yang memiliki karakter-karakter (mental) sebagaimana yang diajarkan dalam syariat agamanya. Berbeda dengan pengusaha yang belum mengenal ajaran Islam, ia memilki ciri khas yang menjadi keunggulan dibanding lainnya.

Ajaran Islam senantiasa menitikberatkan kepada dua hal, yaitu iman dan amal shaleh. Dalam Al-Qur’an, kalimat iman bersanding dengan amal shaleh terulang sebanyak 62 kali. Itu artinya, keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya dan layak menjadi perhatian serius bagi umat Islam.

Salah satu contoh ayat dalam Al-Qur’an, menyebutkan dua kata tersebut adalah dalam surah Al-Asr:

Baca Juga: Tebar Tuai

وَالۡعَصۡرِۙ[١] اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ [٢] اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُواالصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ[٣](العصر [١٠٣]: ١ــ٣)

“Demi masa [1] sungguh, manusia berada dalam kerugian, [2] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.[3]” (QS Al-Asr [103]: 1-3)

Syariat Islam tidak hanya mengajarkan kepada pemeluknya untuk melakukan ritual ibadah semata, tapi juga sangat mendorong umatnya untuk bekerja keras, profesional dan ikhlas. Ada banyak syariat yang dilakukan dengan menggunakan harta, di antaranya zakat, haji, kurban, akikah, sedekah dan banyak lagi. Maka, menjadi pengusaha menjadi sebuah keniscayaan, agar dapat menunaikan syariat di atas.

Islam tidak menghendaki umatnya bermalas-malasan. Bahkan Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan doa kepada umatnya agar terhindar dari sifat malas. Beliau sangat menghargai seorang Muslim yang mandiri, hidup dari penghasilan diri sendiri, tidak menjadi beban bagi orang lain.

Baca Juga: LPPOM Beri Tanggapan soal Perubahan Wajib Halal bagi UMK dan Produk Impor

Namun, kerja keras dalam Islam tidak semata-mata mengejar banyaknya harta dan kemewahan dunia. Kerja keras itu harus diimbangi dengan ibadah, diniati untuk dakwah, menebar manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Berikut beberapa hal yang hendaknya dimiliki oleh seorang pengusaha Muslim, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an dan dicontohkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

  1. Memiliki visi dakwah dan perjuangan

Seorang pengusaha Muslim hendaknya meniatkan bisnisnya untuk dakwah dan perjuangan umat Islam. Visi tersebut haruslah menjadi nafas dari setiap usaha yang dilakukan, mulai dari merintis, menjalankan, hingga menggunakan keuntungan bisnisnya.

  1. Mengambil resiko dan bertanggung jawab

Bertanggung jawab yang dimaksud dalam hal ini adalah konsekwen dengan keputusan yang diambil, dan segala aspek yang terkait dengan usahanya, serta tidak melepaskan tanggung jawab dan menyerahkan kepada orang lain.

Baca Juga: Jangan Mengeluh

Seorang pengusaha Muslim juga memikirkan kesejarteraan, kenyamanan para karyawannya dalam bekerja, serta memperhatikan sisi spiritual mereka.

Tanggung jawab pengusaha Muslim tidak hanya di dunia saja, melainkan hingga di akhirat, kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Profesional

Profesional yang dimaksud adalah ia bekerja dan menempatkan segala sesuatu sesuai dengan ilmu dan bidangnya. Ia tidak membebani karyawan dengan tugas yang memang bukan merupakan bidang dan tanggung jawabnya.

Jika sebuah pekerjaan dilakukan dengan profesional, maka kemungkinan akan sukses lebih besar. Namun jika sebuah pekerjaan ditangani tidak dengan profesional, maka cepat atau lambat, pekerjaan atau bisnis itu akan hancur.

Baca Juga: Networking dalam Ajaran Islam

  1. Terus belajar, memperbaiki diri

Pengusaha Muslim adalah seorang pembelajar sejati. Dia selalu belajar untuk upgrade terus ilmu dan wawasannya. Pengusaha Muslim tidak boleh berpuas diri yang membuat ia berhenti belajar.

Belajar bisa dari mana saja, baik pendidikan formal, ataupun non-formal seperti ikut pelatihan, workshop, studi banding, atau belajar dari orang-orang yang kehidupan sosialnya di bawah garis kemiskinan.

Hal itu akan membuat ia semakin bijak dan peka dalam mengambil keputuan.

Demikian hal-hal yang hendaknya dimiliki oleh seorang pengusaha Muslim. Sukses dan berhasilnya usaha dan bisnisnya akan menjadi keberkahan dan memberi manfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia. []

Baca Juga: Komunikasi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia