Bandung, 4 Rajab 1436/23 April 2015 (MINA) – Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 lalu yang lalu membawa pesan perlawanan terhadap kolonialisme, maka kini pada Karnaval Asia Afrika yang berlangsung di Kota Bandung lebih menekankan pada tema solidaritas.
Ridwan yang akrab disapa Emil ini mengatakan Karnaval Asia-Afrika 2015 diadakan jauh lebih meriah dibandingkan pada peringatan tahun 2005 lalu.
“Ini ada pesan tersendiri, karena Bandung pada tahun 1955 menjadi kota yang sangat berpengaruh yang pernah dipimpin oleh berbagai kepala negara selama sepuluh tahun sekali,” kata Ridwan di acara Solidarity Day di Taman Film, Jembayan Pasupati, Pasteur, Bandung yang lalu saat di temui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di The Trans Luxury Hotel pada (22/4).
Ridwan mengatakan tema Peringatan 60 Tahun KAA kali ini solidaritas semangat baru di mana semua negara di Asia-Afrika sudah tidak lagi memerangi kolonialisme.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Di sini kita tidak lagi bernostalgia tapi lebih pada menumbuhkan semangat baru, yaitu solidaritas antar negara KAA,” ujarnya.
Selain itu, Ridwan juga menyampaikan ada makna yang dalam terhadap dua tokoh utama Konferensi Asia-Afrika, yaitu Presiden RI pertama, Soekarno dan mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela yang menjadi penggambaran solidaritas pada Karnaval Asia-Afrika.
Selanjutnya, Emil yang suka mengenakan Ikat Sunda dikepalanya mengatakan kedua tokoh ini sudah sangat dikenal dan diakui oleh siapa pun di dunia. Soekarno telah menyatukan negara-negara Asia-Afrika melalui KAA pada tahun 1955.
Sedangkan Nelson Mandela, terpilih sebagai tokoh baru karena seluruh negara di Afrika mengakui kalau Nelson Mandela menjadi figur yang menyatukan negara mereka.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
“Untuk Asia, semua sudah sepakat Soekarno-lah tokohnya. Nah, untuk Afrika, saya sudah tanya ke duta besar-duta besar di negara-negara Afrika dan mereka sepakat Nelson Mandela-lah yang menyatukan mereka,” ujarnya.
Disamping itu, dalam acara Smart City Summit juga ditekankan solidaritas untuk rakyat Palestina. Palestina juga ikut andil dalam perencanaan Smart CIty Summit yang di antaranya membahas tata kota Palestina sendiri. (L/P007/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online