Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kashmir Alami Krisis Air Terburuk

Rudi Hendrik - Rabu, 15 November 2017 - 12:56 WIB

Rabu, 15 November 2017 - 12:56 WIB

117 Views

Anak Kashmir memompa air. (Foto: Express)

KASHMIR.jpg" alt="" width="640" height="480" /> Anak Kashmir memompa air. (Foto: Express)

Srinagar, MINA – Lembah Kashmir menghadapi krisis air terburuk yang belum pernah terjadi sebelumnya karena masa kering yang terus berlanjut.

Sumber air yang menipis sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pedesaan Kashmir, terutama di utara wilayah lembah itu.

Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat Kashmir telah menempatkan mobil tangki air di banyak tempat untuk memasok air minum.

“Sumber air kita paling rendah. Ini adalah situasi seperti kekeringan dan kami hampir tidak dapat mengelola persediaan di Srinagar dan tempat-tempat lain,” kata seorang pejabat senior di departemen tersebut. Demikian Greater Kashmir memberitakannya yang dikutip MINA.

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan, dari 1.690 skema pasokan air, lebih dari 700 skema telah terpengaruh oleh kelangkaan air.

Departemen tersebut sekarang telah menyusun jadwal pengurangan karena krisis air terus memburuk.

Di Kashmir, masa kering telah berlangsung selama hampir lima bulan terakhir. Sejak 10 September, Kashmir hanya menerima curah hujan 10 mm. Curah hujan normal antara bulan September dan Desember adalah 100 mm.

Curah hujan yang sedikit menyebabkan sungai Jhelum, jalur kehidupan Kashmir, dilaporkan turun ke tingkat terendah kurang dari satu kaki. Ini adalah yang terendah dalam sejarahnya.

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Sungai Jhelum yang berasal dari distrik Anantnag, mengalir melalui Srinagar dan berbagai daerah utara yang mencakup sekitar 200 km. Ia merupakan sumber utama air minum dan irigasi.

Kepala Insinyur Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat Abdul Wahid mengatakan masa kering yang panjang mempengaruhi sumber air, termasuk mata air bawah tanah.

“Kami sedang mengeksplorasi sumber air baru dan telah memasang sekitar 102 mobil tanker untuk mengatasi masalah ini,” kata Wahid. (T/RI-1/RS3)

 

Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Dunia Islam